Rumah mungil, berhalaman luas. Itu mimpiku dulu. Bahkan dengan jelas kulukis detil rumahku, bercat putih, dengan halaman berumput hijau, ada bunga alamanda kuning di taman. Di pagari tanaman teh-tehan. Oh rimbun dan hijaunya.
Akhirnya saat ku dewasa terwujud juga sebagian mimpiku, walau tak sama persis. Rumah mungil bercat biru. Halaman tak seberapa luas, lumayan ditanami rumput hijau. Bunga mawar merah, putih, kuning, merah jambu menghias pekarangan. Ada juga jambu yang tengah berbuah. Pohon duku, mangga, dan rambutan kutanam. Bahkan pepaya dan cabe. Sementara yang rimbun menyemak di sudut kemangi.
Kalau aku perlu lalapan tinggal petik di halaman. Makan berlauk tempe goreng dan sambal terasi pun nikmat ditambah lalap ketimun dan kemangi memetik sendiri.
Kemangi ini bibitnya dari halaman rumah Paman Darpo. Pamanku sepupu ayah yang dulu guru matematikaku SMP. Beberapa tanaman ini kenangan dari rumah teman atau saudara yang pernah kubertandang ke tempat mereka. Ada pohon berduri dapat dari Pak Setyo, bunga Lili dari Pak Adi. Mawar putih mengambil dari halaman sekolah tempatku mengajar. Menjadi lebih berkesan karena saat memandang teringatlah asal mereka.
Rumah mungilku, yang kecil berkamar dua. Cukuplah untuk hidup damai dan tenang suami istri. Bercengkerama, berdiskusi, bermesra, sekali-kali bertengkar.
Pemandangan ke arah sungai Serayu membuat rumahku istimewa. Dari samping rumah sungai nampak di kejauhan. Airnya mengalir tenang. Lamban seperti malas, kecuali kalau turun huja deras. Air akan mengalir cepat dan suaranya terdengar bergemuruh.
Kami, aku dan suamiku memilih rumah ini karena letaknya yang agak di luar kota, namun tetap dekat dengan pusat kota kecilku. Ke rumah sakit sekitar 300 meter, ke alun-alun 1 kilo meter. Bahkan ke perpusda tempat favoritku hanya 15 menit waktu tempuhnya dengan kendaraan bermotor.
Rumahku kuberi julukan rumah mawar. Pagarnya hitam bercorak mawar merah. Ditanami mawar warna-warni. Mawar bunga kesukaanku. Tentu selain alamanda, anggrek, melati dan banyak lagi. Aku suka bunga. Romantis kan rumah mawar?
Bude Binda
Banjarnegara, Senin 7 Desember 2013