Kawan sejatiku ada beberapa artinya kawan yang tidak pernah marah, tidak menggunjing di belakang. Yang pertama kawanku adalah buku. Sebenarnya dalam arti luas bacaan, karena bisa buku, majalah, koran, internet, termasuk Kompasiana. Kawan berupa bacaan dan juga tulisan.
Dengan membaca kita jadi tahu hal-hal yang tadinya tidak tahu. Dengan membaca bisa menenmukan solusi dari masalah yang dihadapi.
Menulis juga bisa menjadi kawan, segala uneg-uneg atau hal-hal yang ada di hati bisa ditumpahkan jadi tulisan. Saya kesal pada suami juga buat tulisan, termasuk saat suami suka cemburu saya tulis judul Cemburu Buta...ha...ha..
Demikian juga rasa rindu, gundah, sedih, kecewa, gembira bahagia bisa kita bagi lewat tulisan. Serasa bacaan dan tulisan jadi kawan sejati.
Selain berkawan dengan bacaan dan tulisan saya juga berkawan dengan tanaman hias dan bebungaan. Saya menanam anggrek, berjenis-jenis sansivera (lidah mertua), mawar, melati, berbagai warna soka (putih, kuning, merah, merah jambu),alamanda, juga bermacam-macam sri rejeki atau aglonema.
Tanaman menjadi penghibur, pelepas penat. Betapa bahagianya melihat mawar mekar, anggrek berbunga atau soka yang mekar serempak. Alamanda yang mekar walau baru satu bunga saja.
Tentu saja saya juga punya teman bahkan banyak teman. Teman-teman kerja, teman sekolah sejak SD , SMP, SMA, kuliah semua masih terjalin pertemanan yang baik. Bahkan masih bisa jumpa dalam acara reuni. Reuni teman kuliah, reuni SMP dan yang belum sukses reuni SMA.
Kawan sejati yang ada senantiasa dalam suka mau pun duka. Hadir menemani dan mendukung kita. Menerima kita apa adanya.
Banjarnegara, Senin 18 April 2011