Penerus Nh. Dini yang cukup intens dalam bercerita tentang perempuan Ayu Utami. Bahkan Ayu Utami demi ideologi atau pilihan hidup yang dipercayainya sampai saat ini memilih untuk tidak menikah. Ayu Utami menggebrak dunia sastra dengan novel Saman. Novel yang bertutur dengan gaya sudut pandang aku dari tokoh yang berganti-ganti tiap bab ini, mirip Para Priyayi Umar Kayam, sangat mengagetkan karena seperti membuka tabu dalam penulisan sastra. Di sana Ayu Utami dengan gamblang menggambarkan persetubuhan, bahkan terjadi antara seorang istri dengan calon pastur! Tokoh Laila yang diceritakan masih perawan menjadi bahan ledekan teman-temannya yang bergaya hidup lebih bebas dalam hal seks.
Jika Pada Sebuah Kapal Nh. Dini sudah menulis tentang seks namun dengan cara bertutur yang halus, maka Ayu Utami lebih terbuka, tanpa tedeng aling-aling lagi.
Membaca Supernova karya Dee alias Dewi Lestari kita juga dikejutkan dengan tokoh Supernova / Diva peragawati, foto model yang bahkan rela menjual tubuhnya asal pemikirannya bisa merdeka, bebas! Lagi-lagi feminis mewujud dalam tokoh wanita yang memberontak, yang beranggapan tubuhnya miliknya yang bebas mau diapakan.
Saya terkesima dan takjub membaca novel karya perempuan pengarang Indonesia. Bahkan Jenar Mahesa Ayu juga sama, memberontak lewat tokoh-tokohnya. Barang kali memang sudah tiba waktunya pengarang tak lagi tunduk pada tabu. Dunia sastra memerlukan keliaran imajinasi. Mereka memilikinya......
Mereka juga langsung atau tidak, sadar atau tidak pengusung ide feminisme.