Dengan nikmat saya baca novel tersebut. Saya kagum pada penulisnya, saya terpesona dengan cerita tentang Sri gadis penari dan liku-liku hidupnya. Nh Dini sangat halus dan mendetail dalam menggambarkan tokoh mau pun suasana cerita. Kita jadi sangat mengenal tokoh yang diceritakan dari tuturan demi tuturan dan kisah yang mengalir lancar. Sejak itulah saya kepincut dengan tulisan-tulisan beliau. Saya pun baca La Barka, Namaku Hiroko, Hati yang Damai, Keberangkatan, Jalan Bandungan, Tirai Menurun.
Saya baca juga seri cerita kenangannya Padang Ilalang di Belakang Rumah, Langit dan Bumi Sahabat Kami, Sekayu, Kuncup Berseri. Masih berlanjut Dari Parangakik ke Kampuchea, Jepun Negerinya Hiroko.
Saya juga membaca kumpulan cerpennya Taman Tuileries, Dua Dunia, Segi dan Garis, Istri Konsul.
Karena kekaguman saya , saya pernah menemui beliau di toko buku Gramedia Yogya ketika jumpa Pengarang kalau tidka salah di tahun 1989. Saya sangat senang bisa bersalaman dengan Nh Dini , bisa bertanya-tanya tentang kepengarangan beliau. Bahkan bertemu dengan putrinya Lintang yang cantik dan putih karena blasteran dengan Perancis. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan ada satu pertanyaan yang tiba-tiba saya lupa . Akhirnya saya pamit dan berjanji akan menemui Bu Nh Dini lagi besok.
Keesokan harinya saya ke Gramedia lagi eh Ibu Dini masih ingat pada saya dan menyapa "Mbak yang kemarin lupa pertanyaan, sudah ingat mau tanya apa?". Saya sempat bertanya tentang novel favorit dari tulisan beliau jawabnya La Barka. Ibu Nh Dini menulis semua karya sastranya berdasarkan kisah nyata . Baik kisah sendiri, mau pun teman atau ornag lain yang dikenalnya.
Saya bertemu Nh Dini lagi saat saya hampir menulis skripsi. Saya jumpa beliau di UGM Fakultas Sastra saat seminar tentang karya-karya Bu Nh Dini. Ibu Nh Dini jadi pembicara selain Mbak Peni Aji yang menulis skripsi tentang Novel Jalan Bandungan dan satu nara sumber lagi yang saya lupa.
Pada kesempatan itulah seusai seminar saya menyampaikan akan menulis skripsi tentang kajian terhadap tokoh-tokoh wanita dalam novel-novel Nh Dini. Ibu Dini mengijinkan. Demikian pula ketika saya tanya bagaimana caranya saya bisa wawancara untuk melengkapi skripsi, diberi jalan keluar dengan cara menulis pertanyaan dan dikirik lewat pos dengan kaset kosongnya. Dikirim pula wesel untuk ongkos beli perangko dan lain-lain.
Akhirnya saya memang menulis skripsi dengan judul Feminisme Tokoh Wanita dalam Novel-Novel Nh Dini. Masih panjang cerita saya dengan Ibu Nh Dini. Lain kali izinkan untuk saya uraikan lagi. Menarik deh.
Banjarnegara, Kamis 24 Februari 2011
Untuk Ibu Nurhayati Sri Hardini (Nh Dini).