Batas, membatasi, atau memagari sering kali menjadi tema yang dekat dengan kehidupan manusia, baik dalam makna harfiah maupun filosofis. Jika kita mengibaratkan batas pada sebuah bangun datar seperti lingkaran, persegi, atau jajar genjang, maka batas tersebut adalah garis yang membentuknya. Tanpa garis tersebut, bangun datar tidak akan terlihat atau dikenali. Bayangkan saja sebuah lingkaran tanpa garis pembatas -- bisakah itu disebut lingkaran? Sama halnya dengan manusia, jika tidak memiliki batas, apakah dia masih dapat disebut manusia? Jika rakyat Indonesia tidak memiliki batas, apakah layak disebut rakyat Indonesia? Begitu pula, seorang Muslim yang tidak mengenal batas, apakah bisa disebut sebagai seorang Muslim sejati?
KEMBALI KE ARTIKEL