PW. Sta. Perawan Maria, Ratu
Hak. 6: 11-24a
Mat. 19: 23-30
Hari ini Bunda Gereja merayakan Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu. Maria digelari Ratu, oleh karena Kristus Puteranya adalah raja. Dokumen Konsili Vatikan II, dalam Lumen Gentium Art. 59 menegaskan:"ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta alam, supaya lebih penuh menyerupai Puteranya".
Bunda Maria digelari Ratu bukan karena ia ratu di bumi, tenar melainkan karena kesetiaannya, kerendahan hatinya, ketaatannya kepada Allah. Semuanya ini ia hayati, buktikan sejak ia menerima kabar gembira dari Malaikat Tuhan sampai pada peristiwa Salib Puteranya sendiri. Ia setia pada Puteranya, taat pada kehendak Allah dan berpasrah pada rencana Allah. Seperti Yesus yang setia dan taat sampai ia dimuliakan di atas salib dan dalam kebangkitan, maka Bunda Maria juga mengambil bagian dalam kemuliaan Puteranya karena ketaatan, kerendahan hati dan kesetiaannya. Rahmat ini merupakan konsekuensi dari pilihan dan keputusan iman Maria untuk meninggalkan segala-galanya dan mengikuti Yesus di dalam Roh dan kebenaran, seperti Yesus janjikan kepada Para Rasulnya:"sungguh ada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kalian akan mengikuti Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel". Kalau janji itu dijanjikan kepada Para Rasul, apalagi untuk ibu-Nya sendiri.
"Sungguh, sukar sekali orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.... Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah", sabda Yesus. Sabda Yesus ini seolah mendiskreditkan orang kaya. Namun yang dimaksudkan oleh Yesus adalah kekayaan entah dalam hal apa saja tidak boleh menjadikan orang lupa bahwa Allah adalah kekayaan utama. Kekayaan tidak boleh membuat orang lupa akan sesamanya. Kekayaan tidak boleh menjadikan orang hamba kekayaan dan hamba keinginan diri sendiri. Â Sebab godaan kekayaan sering membuat orang terikat dengan dirinya sendiri dan dengan hartanya. Inilah yang diingatkan Yesus dengan perkataan-Nya.
Yesus tidak mempersoalkan menjadi kaya atau miskin. Menjadi kaya itu adalah pilihan, buah dari usaha dan berkat. Tetapi cara memperolehnya, cara menggunakannya, cara memperlakukannya menjadi kunci apakah seorang masuk ke dalam Kerajaan Allah atau tidak. Kadang demi kekayaan orang menghabiskan semua waktu  sampai lupa Tuhan, lupa sesama bahkan lupa dengan dirinya sendiri. Secara tak sadar, orang menjadikan dirinya hamba atau budak kekayaan, orang terpenjara karena menjadi budak untuk dirinya sendiri. Kalau menjadi budak bagaimana mau menjadi hamba Allah? Kalau menjadi budak diri sendiri bagaimana bergerak keluar untuk menuju Allah dan sesama?
Jiwa manusia membutuhkan bahagia, nyaman, damai, kemerdekaan. Itulah keselamatan. Keselamatan hanya milik atau ditentukan Allah. Untuk itu, milikilah Allah sebagai harta utama. Di sini menuntut kerendahan hati, ketaatan dan kesetiaan. Apa artinya kekayaan dan kesombongan? Apa manfaat kekayaan dan kesombongan untuk diri, untuk sesama dan untuk Tuhan? Kekayaan yang dilingkupi dengan kesombongan itu hanya berlaku untuk diri sendiri. Maka itu sesungguhnya memiskinkan bukan memperkaya apalagi menyelamatkan.
Belajarlah rendah hati seperti Bunda Maria. Karena rendah hati, Bunda Maria menjadi Ratu. Ingat kerendahan hati membuat seseorang bisa menjadi ratu atau raja, tetapi ratu atau raja bisa jatuh dan hancur karena tidak rendah hati.
APA ITU RENDAH HATI? Selamat bermenung.
Tuhan memberkati semuanya. Doa Sta. Perawan Maria, Ratu menyertai selalu.