Dapat dihubungi lewat Email jandwilsonsinaga@gmail.com atau WA: 085275106416.
Inovasi  PADEAR Pada Tanaman Cabai Rawit : Efisiensi Pupuk Membantu Petani
Cabai rawit adalah salah satu komoditi andalan para petani dalam budidaya pertanian di Indonesia. Banyak petani yang tertarik membudidayakan tanaman Cabai Rawit. Namun sisi lain, banyak pula petani yang mengeluh karena gagal. Kegagalan ini dapat dikatakan karena kekurangan biaya memenuhi kebutuhan pupuk, juga kurangnya pengetahuan tentang bertanam  yang benar.
Tingginya kebutuhan modal dalam budidaya cabai rawit ini terutama pada mahalnya harga pupuk kimia yang menjadi unsur penting utama dalam pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Modal budidaya tinggi semata bukan hanya karena mahalnya harga pupuk kimia, tetapi juga dibarengi kebiasaan menyalah para petani yang kerap melakukan pemberian pupuk kimia dengan kuantitas atau takaran berlebihan.
Untuk melepaskan kendala kesulitan dalam budidaya cabai rawit itu, terutama kendala kesulitan yang dialami para petani miskin, saya telah berhasil menciptakan satu inovasi dalam budidaya tanaman cabai rawit. Inovasi ini saya beri nama inovasi Pertanian Dengan Anggaran Rendah yang disingkat dengan PADEAR. Inovasi ini fokus pada tanaman Cabai Rawit. Kenapa pada tanaman Cabai Rawit, dan bukan pada tanaman Cabai Merah Keriting ? Hal ini disebabkan pada pertimbangan karakteristik cabai merah keriting lebih rewel dan memerlukan perlakuan yang lebih ekstra pada tingkat perlakuan standar dibanding dengan tanaman cabai rawit.
Apa itu Inovasi PADEAR ?
Inovasi pertanian dengan anggaran rendah yang disingkat dengan PADEAR adalah satu inovasi dalam tehnik bertanam cabai rawit yang mengandalkan efisiensi penggunaan pupuk kimia dan pupuk kompos kotoran ternak ayam petelur yang minimal yang tepat takaran, dan tepat jadwal waktu pemupukan. Disebut disini efisiensi penggunaan pupuk kimia adalah karena dalam praktek aplikasi inovasi ini , dalam hal kebutuhan pupuk kimia hanya menggunakan pupuk kimia jenis Phonska Bersubsidi, dan Urea Bersubsidi dari sejak awal tanam hingga panen produksi berakhir. Dalam memberhasilkan inovasi PADEAR dalam budidaya cabai rawit ini, tidak hanya melulu mengunggulkan unsur pupuk kimia bersubsidi saja, tapi juga didukung dengan pemberian pupuk organik berupa kompos kotoran ternak ayam petelur. Dalam pengaplikasiannya, dengan inovasi PADEAR dengan jumlah tanaman cabai rawit setiap 1000 (seribu) batang tanaman hanya menghabiskan biaya sejumlah Rp.500.000* (lima ratus ribu rupiah)saja* dari sejak tanam hingga panen perdana. Pun, hanya dengan modal limaratus ribu rupiah saja dari sejak tanam hingga panen perdana, namun produksi bisa sama dengan tehnik bertanam cabai rawit pada umumnya dilakukan oleh petani yang bermodal besar.
 Sebagai perbandingan, bertanam cabai rawit dengan cara yang umum dilakukan oleh pemilik modal kuat, untuk jumlah tanaman sebanyak 1000 batang menghabiskan biaya sebanyak antara 4 juta rupiah hingga 6 juta rupiah (tergantung kekuatan modal yang dimiliki si petani) dari sejak tanam hingga panen perdana. Bahkan, rekomendasi dari salah satu perusahaan pestisida besar, yang saya minta dasar perhitungan biaya budidaya sejumlah 1000 batang tanaman cabai rawit berpatokan pada harga material Saprotan tahun 2024 adalah sebesar 7,5 juta rupiah dari sejak tanam hingga panen perdana.
Jalur Tanam dan Tumpang Sari Jagung
Selain efisiensi pupuk yang fokus pada pupuk bersubsidi, keberhasilan inovasi PADEAR juga ditunjang oleh tehnik penetapan arah jalur tanam cabai rawit dan jagung. Serta penggabungan tanaman cabai rawit dengan tanaman jagung yang berfungsi sebagai pelindung cabai rawit. Penunjang keberhasilan bertanam cabai rawit selain pemupukan yang rutin dan terukur teratur, adalah dimana arah jalur tanam harus/wajib arah Utara - Selatan (berbeda dengan praktek petani umum yang dilakukan secara umum -yang tidak mempertimbangkan arah jalur tanam). Pada aplikasi inovasi PADEAR arah jalur tanam Cabai Rawit dan jagung ini harus menjadi patokan.
Fungsi Arah Jalur Tanam Cabai Rawit dan Jagung?
Eksperimen dan penelitian saya selama 4 tahun menemukan, bahwa ada beberapa hal prinsipil yang mendorong dan menciptakan tanaman Cabai Rawit yang tumbuh subur dan terhindar dari penyakit Kuning Daun pada tanaman Cabai Rawit. Antara lain;
1. Tanaman Cabai Rawit hanya membutuhkan sedikit sinar matahari ( lebih kurang hanya butuh 20% sinar dalam satu hari) selama masa pertumbuhan vegetatif (usia tanaman 1 hari sampai 90 hari, tergantung situasional). Untuk mengkontrol persentase masukan sinar ini diperlukan pelindung tanaman jagung. (BERSAMBUNG....).