Konon disebuah perkampungan di kawasan antah berantah. Warga kampung itu teguh memegang prinsip hidup kebersamaan alias selalu gotong royong dalam mengerjakan segala hal yang sifatnya untuk umum maupun kepentingan lingkungan. Sebut saja kampung itu bernama, Guyub Tunjuk. Lajimnya sebuah perkampungan yang ada dikaki pegunungan, selalu dipimpin seorang tokoh masyarakat yang dipandang mapan dalam segala hal terutama memecahkan segala kesulitan warga. Yang ditunjuk untuk memimpin kampong itu, dikenal bernama “Bah Emod”. Laki-laki berusia lebih dari enam puluh tahun ini, memang bukan smebarang laki-laki. Bentuk tubuh tinggi besar dan atletis serta garis – garis kegantengan ketika masih muda masih tersisa. Selain memiliki segudang ilmu terutama dalam konteks”Mapagahan Batur” untuk hidup lurus dan benar memimpin rumah tangga. Sehingga tidak heran apabila Bah Emod ini, memiliki isteri lebih dari dua yaitu empat. Dan lebih anehnya lagi, keempat isterinya itu disatu rumahkan tanpa ada pertempuran sebagai akibat adanya rasa kecemburuan dari sesama isterinya. Jelasnya kehidupan keempat isterinya itu terbilang rukun, tidak pernah bertengkar antara yang satu dengan yang lain. Begitu pula dengan Bah Emod sendiri, ia benar benar merasa menjadi raja dunia dengan dikelilingi keempat isterinya.