Diceritakan suatu ketika Buddha Gotama berkunjung ke suku Kalama dan bertanya apakah mereka harus percaya pada apa yang diajarkan oleh beliau, beliau menjawab “Jangan mudah percaya pada kitab suci ….“ dan seterusnya. Lalu apa yang harus percaya ?.
Yang dapat dipercaya adalah ajaran yang jika dilakukan mengarahkan seseorang pada berkurangnya “kemelekatan” (keserakahan), berkurangnya “kebencian”, bertambahnya pengertian mana yang “benar” dan “tidak benar”.
Tidak ada mujizat
Salah satu ajaran Buddha adalah hukum sebab akibat yang saling bergantungan, yang menjelaskan fenomena kehidupan manusia. Semua yang terjadi pada kehidupan makhluk ada sebabnya suatu sebab akan menimbulkan akibat.
Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia yang sepertinya “beda” dengan biasanya, sering disebut mujizat, karena cenderung susah dijelaskan atau tidak bisa dijelaskan atau tidak mampu menjelaskan.
Kemampuan untuk seperti membaca pikiran, terbang, jalan di atas air, menembus tanah, menciptakan diri menjadi banyak, dalam riwayat Buddha banyak diceritakan, tetapi Buddha melarang para muridnya untuk melakukan hal tersebut, terlebih lagi para bhikkhu. Jika mereka menunjukkan kemampuannya, maka ia melanggar kedisiplinan ke-bhikkhu-an.
Kemampuan semacam ini tidak membawa seseorang untuk terbebas dari penderitaan, bahkan dapat menambah kesombongan. Jika seorang bhikkhu memiliki memamerkan kemampuan ini dapat mengakibatkan para umat / pengikutnya hanya memperhatikan hal tersebut, sehingga lupa tujuan sebenarnya. Tujuan sebenarnya adalah melatih diri agar bebas dari penderitaan.
Salah satu kemampuan yang diceritakan hanya dapat dilakukan oleh seorang Buddha (sammasambuddha) adalah kesaktian kembar, kemampuan seseorang yang dapat mengeluarkan air dan api dari tubuhnya secara bersamaan, sebagian tubuh mengeluarkan api, sebagian tubuh mengeluarkan air.
Ketika menunjukkan kemampuan ini Buddha Gautama berjanji akan melakukannya di bawah pohon mangga. Beberapa pihak yang tidak menyukainya, menebang semua pohon yang ada di daerah tersebut, dengan harapan janji beliau tidak dapat ditepati.
Pada hari yang dijanjikan beliau menerima dana makan dan juga buah mangga dari umat. Biji mangga diletakkan di tanah dan beliau mencuci tangan di atasnya dan air menyirami biji mangga tersebut, biji mangga tersebut tumbuh menjadi pohon besar dan di bawah pohon mangga inilah Buddha Gautama menunjukkan kemampuan tersebut.
Semua orang dapat masuk surga
Karena hukum sebab akibat yang saling bergantungan, hukum karma berjalan pada semua makhluk maka kebaikan yang dilakukan oleh siapapun akan berbuah kebaikan, kejahatan yang dilakukan oleh siapapun akan berakibat penderitaan bagi pelakunya.
Karena surga adalah akibat dari tumpukan perbuatan baik seseorang / makhluk maka pelaku kebaikan dapat masuk surga. Sebaliknya walaupun seseorang yang menyatakan dirinya sebagai penganut ajaran Buddha tapi tindak-tanduknya selalu dilandasi oleh keserakahan, kebencian dan kebodohan-batin, maka ia akan menjadi penghuni neraka.
Dalam pelatihan moral dasar yang harus dilakukan adalah berlatih untuk tidak melakukan pembunuhan, berlatih untuk tidak mengambil barang orang lain, berlatih untuk tidak melakukan perbuatan asusila, selingkuh, berlatih untuk tidak minum/makan makanan yang dapat mengakibatkan rendahnya kesadaran, berlatih untuk tidak berbicara bohong, kasar, menipu.
Latihan kemoralan ini adalah latihan paling dasar yang sepantasnya dilakukan setiap hari, jika seseorang siapapun dia dalam hidupnya melakukan latihan tersebut maka hidupnya akan damai, tidak menjadi ancaman bagi lingkungan, dapat dipercaya, keluarga rukun, kehidupan ini adalah seperti di surga, jika ia meninggal akan menjadi salah satu penghuninya.