Anak kadang sering melawan pada orang tua sehingga keharmonisan antara anak dengan orang tua berkurang. Kita sebagai orang tua tidak mungkin bertengkar dengan anak, kalau sampai bertengkar dengan anak, anak akan semakin berani pada orang tua, apalagi anak yang sudah dewasa secara fisik. Jika Saudara sebagai orang tua memiliki anak yang sering melawan pada orang tua, ada beberapa cara yang perlu dilakukan pada anak supaya anak tidak tidak melawan pada orang tua.
Pertama, tanyakan pada diri kita saat berhadapan dengan anak yang marah apakah kita sebagai orang tua memenangkan 'pertempuran' atau mengubah perilakunya? Berilah penjelasan pada anak bahwa kata-kata kasar itu tidak bisa diterima. Hindarilah perdebatan panjang. Ini bukan soal memenangkan pertempuran melawan anak, tetapi menghentikan perilakunya.
Kedua, Bila si kecil disuruh berpakaian menjawab,''Nggak mau!'' Lihatlah pakaian itu dan tanyakan, ''Mengapa?''. Misalnya, ia mengatakan hanya mau memakai celana berkantong yang ternyata masih dicuci. Berpikirlah kreatif. ''Bagaimana kalau pakai ransel? Kita anggap saja ini kantong-kantong di belakang?
''Gagasan ini memfokuskan kembali perhatian anak untuk mencari pemecahan sekaligus menunjukkan bahwa orang tuanya memperhatikan permasalahannya. Atau bisa juga, tanyakan padanya, ''Bagaimana cara kita memecahkan masalah ini?'' Anak-anak berhak mengeluarkan pendapatnya, tetapi tak boleh menginjak-injak perasaan orang lain.
Ketiga, Ketika anak berumur tujuh tahun membantah, amatlah mudah berpikir bahwa dia melakukannya untuk menyakiti kita. Padahal anak-anak kecil biasanya tidak memikirkan efek ucapannya pada orang tuanya. Yang mereka pikirkan adalah diri mereka sendiri dan cara untuk mendapat perhatian.
Keempat, kita menginginkan anak-anak bisa mengungkapkan pendapatnya. Bila menyuruh anak membuang sampah dan dia bilang,''Buang aja sendiri.'' Anda menjawab, ''Anak kurang ajar!'' Itu berarti Anda menyerang pribadinya. Lebih baik katakan, ''Bersih-bersih terkadang memang berat. Perlu bantuan?'' Yang penting anak merasa dia menjadi bagian keluarga yang saling menghormati.
Kelima, bila anak biasa membuat pernyataan negatif, hadapilah. Tapi, hindari pernyataan ''Mengapa kamu selalu berkomentar buruk seperti itu?'' Anak merasa dituduh, dan akan bertindak defensif. Sebaliknya, cobalah. ''Belakangan ini tampaknya kamu marah sama Ibu, apa sih masalahnya?'' Anak akan merespons dengan sungguh-sungguh. Kemudian, beritahu dia bahwa bila lain waktu ada sesuatu yang mengganggunya, katakanlah langsung tanpa lewat pernyataan kasar yang menyakiti Anda yang malah tak menyelesaikan masalah.
Keenam, pada anak yang lebih besar, membantah biasanya sebagai taktik untuk mengalahkan orang tua. Untuk menghentikan kebiasaan ini, ulangi saja dengan sangat tenang pernyataan pendek yang secara jelas menyatakan sikap Anda. Misalnya, suatu waktu anak ingin main-main ke mal bersama teman-temannya dan Anda tak mengizinkannya. ''Kenapa nggak boleh?'' rengeknya. ''Sudah nggak bisa ditawar lagi,'' jawab Anda. ''Apa aja nggak boleh.'' ''Sudah tidak bisa ditawar lagi.''
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.
Terima kasih.