Namanya Jaka, atau begitulah menurut pengakuannya. Tidak ada yang tahu dari mana dia datang atau di mana rumahnya. Begitu saja dia nongol di masjid kami. Usianya kira-kira berkisar 20-25 tahunan.
Imbecil, bicaranya cedal dan acap tidak nyambung. Kami memanggilnya
Jek saja, dan dia tidak protes. Kalau hari-hari biasa, jarang dia kelihatan di masjid, entah kemana perginya. Keluarganya juga tak pernah mencari.
KEMBALI KE ARTIKEL