Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pariban dari Toba

15 Mei 2014   12:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30 35 0
Sang mentari mulai bergerak dan melirik, dari sudut timur desa

Cahayanya menghangatkan kulitku

Pagi itu sejuk sekali,

Angin berhembus dengan sepoi-sepoi

Membuat tubuh pohon kelapa di belakang rumah si "Tulang" saling bergoyang,

Daun-daunnya juga saling melambai, seolah menyapaku dan warga desa

Pohon-pohon  mangga yang sedang berbunga turut membuat keindahan,

Kadang di ranting, dahan pohon  itu, ada "si bigo ambaroba"

si kuning yang molek itu sedang kejar-kejaran dengan pasanganya

Mereka menikmati pagi ini dengan keceriaan, dan kebersamaan

Sesekali burung-burung  itu terbang dari tatapanku, bersahut- sahutan dan kembali lagi

Suasana itu semakin  hangat dan kembali tenang

Sebelah barat, membentang indahnya sawah yang sedang  menghijau

Dari kejauhan, tampak orang-orang berjalan berbaris di belahan sawah

mungkin "inang-inang" desa,  yang sedang mengairi padinya...

Sebelah utara, panorama alam danau toba paling mempesona dimataku

Bukit-bukit hijau itu, mengelilinginya, seolah membendung agar airnya didalamya  tak tumpah

Sebuah titik kecil, tampak di tengah-tengah danau itu

Mungkin, nelayan yang sedang menarik jaringnya

Berharap pora-pora yang akan dibawanya ke rumah

tiba-tiba,

senyuman yang sangat menawan menyapaku

"ngopi, "  sahutnya dengan lembut dan sedikit malu-malu

Segelas kopi sudah mendarat di sampingku

"nikmat",  kopi buatan paribanku yang cantik dan ramah itu "si boru purba"

Membuat hari itu semakin aku bersemangat

...

Kopi itu membuatku selalu rindu untuk kesana

Atau , senyuman  itu yang sedang kurindukan

Tapi aku sangat rindu ke danau itu, berenang, menyelaminya dan

duduk di tepiannya bersama paribanku

Aku harus kesana, "Desa bakara"

Memanjakan mata dari kejenuhan kota ini

Pekanbaru, 12 Mei 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun