"Jangankan istri, lha kaki palsu saya saja ketinggalan saat ada gempa," kisah Sriyono (50) difabel fisik warga Kecamatan Pagelaran, salah satu wilayah terdampak gempa di Kabupaten Malang. Ia katakan saat saat berkunjung bersama istrinya ke Omah Difabel, empat hari setalah gempa bertenaga magnitudo 6,7 terjadi. Kisahnya disambut tawa kawan-kawan difabel dan kader Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) yang ada. Ya, bukan menertawakan penderitaan orang, melainkan bagi Mbah Sri, sapaan akrab Sriyono dan kawan-kawan adalah kenangan lucu-lucu getir.Â
KEMBALI KE ARTIKEL