Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Berbeda Itu Indah, Hargailah Perbedaan

1 Maret 2013   03:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:31 3044 1

“It is only when you accept how different you all are, that you will be able to see how much the same you all are. Don't expect anybody to be the same as you, then you will see that you are in many ways the same as everybody.” – C. JoyBell C.

Bila tuts piano tidak berwarna hitam putih, pasti tidak akan terdengar musik yang mengalun indah darinya. Bila lukisan itu hanya satu warna pasti akan kurang menarik, atau bila lagu tidak memiliki nada yang berbeda pasti akan terasa hambar di telinga. Bila alam ini hanya memiliki satu warna, tentu kita tidak akan pernah mengenal arti keindahan, dan bila rasa itu hanya satu, pastinya kita takkan pernah merasakan nikmat itu apa. Atau hal yang paling ekstrim, bila semua manusia dilahirkan dengan bentuk dan rupa yang sama, tentu kita tidak akan pernah merasakan indahnya CINTA! Itulah Indahnya Perbedaan yang membawa harmoni dalam kehidupan.

Hargailah perbedaan!

Saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan bahwa betapa perbedaan itu sangat berarti dalam kehidupan kita, karena mampu menciptakan keindahan, kekuatan dan kebahagiaan. Seringkali kita memandang perbedaan itu sebagai suatu momok dan ancaman yang menakutkan, hingga tak jarang kita selalu ingin menentang bahkan melenyapkan orang yang memiliki paham dan kepercayaan yang berbeda itu.

Pernahkah kita menyadari bahwa sebenarnya kita dilahirkan dari satu ayah dan ibu, yang oleh karena keinginan kita untuk memilih jalan masing-masing akhirnya saling berseberangan. Namun hal itu takkan pernah memutuskan tali persaudaraan kita. Apapun agamamu, apapun sukumu, apapun warna kulitmu, apapun bahasamu, apapun negaramu dan siapapun Tuhanmu.... Kita masih tetap satu saudara yang berasal dari rahim Hawa.

Indonesia, sebuah bangsa yang mengaku memiliki dasar negara “PANCASILA”, namun selalu bertindak tidak adil terhadap kaum minoritas atau kaum yang berbeda, selalu memberikan prioritas dan pembelaan kepada kaum mayoritas, dan masing-masing pihak mengklaim bahwa agamakulah yang paling benar, sukukulah yang paling hebat, dan Tuhankulah yang benar adanya. Seandainya agama itu ibarat rasa ‘manis, asam, asin, pahit, dan pedas” dimana lidah mengecap dengan rasa yang berbeda, namun bermuara ke dalam perut yang memiliki sistem pengolahan sendiri. Masing-masing makanan dengan rasa (agama) yang berbeda  tidak secara otomatis menjadi sari makanan dan menjadi bagian tubuh (surga), namun lebih banyak dari makanan tersebut masuk ke saluran pembuangan (neraka). Adakah masing-masing rasa yang mengklaim bahwa dirinya yang paling enak dan benar mengetahui bahwa dia akan menjadi sari makanan atau justru masuk ke saluran pembuangan? Lebih banyak yang menjadi ampas dari pada yang menjadi sari makanan.

Sekali lagi, HARGAILAH PERBEDAAN!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun