"Apa makanan pokok orang Indonesia?" ?
"Kenapa prajurit itu menari sebelum pergi berperang" ?
"Apa ada buaya di sungai itu" ?
Demikianlah beberapa pertanyaan dari salah para siswa Sekolah Dasar Yabukami di Niigata Jepang pada kunjungan sekolah yang merupakan salah satu program yang difasilitasi oleh kampus tempat kami menimba ilmu di Negeri Matahari Terbit ini.
SD Yabukami yang berjarak 20 menit dengan menumpang taksi yang disediakan pihak kampus meluncur dengan pelan diantara hujaman hujan salju yang turun lumayan deras pada pagi itu. Rasa was-was kadang muncul ketika taksi tersebut melewati jalanan putih licin akibat tumpukan salju, namun sang sopir kelihatan sudah piawai sehingga dengan santai duduk menatap jalanan yang jarak pandangnya sangatlah dekat.
Ber-empat kami meluncur ke sekolah tersebut. Aku dan Dippos sesama mahasiswa linkage dari Sumatera Utara, Sudhar mahasiswa tahun kedua dari Srilanka dan sang supir yang merupakan orang Jepang. Ini merupakan kunjungan pertamaku dan Dippos ke sekolah Jepang, berawal dari iseng-iseng mengisi daftar yang tertera di depan kantor OSS (Office of Student Service)IUJ, sementara bagi Sudhar itu merupakan kunjungannya yang ke-lima.
Sesampai di pintu masuk sekolah, terlihat puluhan bahkan ratusan payung bergelantungan milik siswa dan guru tersusun rapi. Kami disambut dengan ramah oleh Ms. Akiko yang merupakan ELT (English Languange Teacher)di sekolah tersebut. Kami disilakan masuk setelah sebelumnya diminta untuk mengganti sepatu yang kami pakai dengan sandal khusus yang biasa disebutSlippers. Salah satu budaya bertamu di rumah orang Jepang adalah dengan melepaskan alas kaki kita dan menggantikannya denganslippers yang sudah disediakan oleh tuan rumah.