Jadi kisah Ashabul Ukhdud merupakan salah satu kisah yang Allah abadikan dalam Alquran Surat Al-Buruj ayat 1-9, kisah ini terjadi pada tahun 523 Masehi di Najran ketika yaman dikuasai oleh Kabilah Himyar dengan raja terakhir bernama Zur'ah Dzunuwaz, raja tersebut ingin agar semua rakyatnya mengakui dan mengimaninya sebagai Tuhan.
Kisah tentang 20 ribu orang beriman yang tetap teguh pada keimanan mereka pada Allah, hingga raja di masa itu marah dan membakar mereka hidup-hidup. Kisah ini mengajarkan wajib nya bersabar dalam berpegang teguh pada kebenaran meski disakiti.
Pada suatu hari ada seorang penyihir tua dari Kerajaan tersebut yang meminta untuk di carikan seorang pemuda untuk menurunkan ilmu sihirnya karena ia merasa bahwa ia sudah tua dan tidak sanggup lagi menjaga sang raja, akhirnya sang raja mencari seorang pemuda tersebut hingga di pilihlah Zidan sebagai penerus penyihir tersebut, disisi lain Zidan juga sedang mencari jati dirinya. Pada suatu hari ia diminta penyihir tua tersebut untuk datang ke rumahnya mempelajari ilmu sihir tetapi ditengah perjalanan menuju rumah penyihir Zidan mendengar ada suara dari dalam gua lantas Zidan menghampiri gua tersebut dan ternyata di dalam gua terdapat seorang kakek tua yang bernama Musthofa sedang bertasbih memuji Allah dengan kalimat Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaaha illallah, Allahu Akbar. Karena pertama kalinya Zidan mendengar lantunan tersebut lantas ia bertanya, "Mantra apakah yang sedang kamu ucapkan itu wahai kakek? Lalu kakek Musthofa berkata ini bukanlah mantra, melainkan kalimat pengagungan kepada Allah. Zidan kembali bertanya, "Siapakah Allah itu?", dan kakek Musthofa menjawab "Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi, Dialah Tuhan semesta alam”. Tidak lama kemudian pemuda itu izin pamit dikarenakan harus melanjutkan perjalanannya menuju rumah penyihir tua. Sesampainya di rumah penyihir tersebut, penyihir pun marah karena Zidan telat, tetapi penyihir itu tetap mengajarinya ilmu sihir.
Keesokan harinya Zidan kembali menemui Musthofa karena Zidan masih penasaran tentang Allah, apakah ilmu Allah melebihi ilmu sihir. Dan Musthofa menerangkan bahwa ilmu Allah itu lebih besar dari apapun. Mustofa juga berpesan kepada Zidan agar tidak memberi tahu keberadaannya kepada siapapun.
Demikianlah sehari-hari yang Zidan lakukan, belajar ilmu Allah kepada Musthofa dan belajar ilmu sihir kepada penyihir kerajaan. Hingga pada akhirnya ia pun bingung harus mengikuti yang mana karena keduanya saling bertolak belakang.
Saat di jalan Zidan bertemu dengan sekumpulan orang yang sedang ketakutan karena dikejar oleh hewan besar, lantas Zidan berusaha membantu mereka, Zidan berkata "jika aku berhasil mengatasi hewan itu, aku akan menyembah Allah dan mengakui kehebatan Allah", dan dengan menyebut nama Allah Zidan melemparkan baru yang mengarah pada hewan tersebut, pada akhirnya hewan itu mati atas izin Allah. Zidan pun mengakui dan beriman kepada Allah begitu pula orang-orang yang sebelumnya diamuk hewan juga beriman kepada Allah.
Sejak saat itu Zidan hanya berdoa dan bertawakal kepada Allah dan meninggalkan ilmu sihir yang tidak berguna, dengan izin Allah Zidan dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh tabib manapun.
Suatu ketika, Zidan dipanggil raja yang pada saat itu raja belum mengetahui bahwa Zidan memeluk Agama Islam, raja meminta Zidan untuk menyembuhkan sahabatnya yang bernama Ubay yang sedang mengalami kebutaan, maka Zidan mendatangi rumah Ubay dan ia akan mencoba membantu Ubay tetapi dengan syarat Ubay harus beriman kepada Allah, dan Ubay pun setuju atas izin Allah kebutaan yang dialami Ubay dapat disembuhkan.
Kemudian Ubay menghampiri raja dan menyampaikan bahwa ia sudah tidak buta lagi, ia sembuh atas izin Allah lewat pengobatan Zidan. Mendengar hal tersebut sang raja marah karena Ubay sudah tidak menyembahnya lagi sebagai Tuhan, dan Ubay pun dikurung di dalam penjara oleh raja.
Sedangkan Zidan ingin dibunuh oleh Raja tetapi tidak pernah berhasil, di satu sisi seluruh rakyat sudah beriman kepada Allah. Zidan pun ditangkap oleh prajurit dan ingin ditenggelamkan ke laut tetapi atas izin Allah hal tersebut tidak berhasil, bahkan ilmu sihir pun tidak dapat membunuh Zidan. Zidan berkata ia bisa dibunuh jika sang raja mau memenuhi 2 syarat darinya, syarat pertama adalah Zidan harus dibunuh di depan seluruh rakyat, syarat kedua saat busur panah akan dilepas raja harus berucap "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini" dengan suara yang keras. Raja pun menyanggupi permintaan Zidan dan Zidan pun meninggal atas izin Allah. Para rakyat menyaksikan kematian Zidan dan semua nya beriman kepada Allah. Raja menjadi cemas karena tidak ada lagi yang menganggap nya sebagai Tuhan kemudian raja membuat parit api yang besar untuk menguji rakyatnya, siapa yang masih ingin mengakui bahwa ia (raja) adalah Tuhannya maka ia selamat dari parit api itu, tetapi semua rakyat hanya akan beriman kepada Allah dan mereka semua dibakar oleh sang raja.
Demikianlah cerita yang saya tangkap dari yang disampaikan oleh Amel. Mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan, semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kisah ini. Sekian, terimakasih. Tunggu tulisan saya berikutnya ya.