Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Lelaki Itu

9 Januari 2014   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 69 0
Lelaki itu mempercepat langkahnya dari langkah yang sebelumnya gontai, Dia berjalan menuju sebuah puntung rokok yang baru saja dibuang dari jendela mobil yang melintas di depannya. Dia menuju puntung itu dengan tatapan  hampa. Kemudian Dia berjalan menuju balik bangunan kecil di tepi jalan, sebuah pos satpam tak berpenghuni. Dia silangkan kakinya, dan bersandar di dinding, kemudian mengambil geretan lalu menyulut puntungnya. Dihisapnya dalam-dalam puntung itu, sampai bara mendekati mulutnya. Seperti merasakan nikmat dan tenang yg dirindukannya. Leleki itu bertubuh kurus, jangkung, tulangnya besar, wajahnya cekung, matanya coklat berair, kumisnya tebal begitu juga cambangnya, rambut-rambut liarnya nyaris menyamarkan wajahnya. Sesekali disibakkanya rambutnya yang tebal, agar tak terbakar bara dari rokok yang dihisapnya. Sambil terus menghisap puntungnya, lelaki itu menatap jauh dengan tatapan tajam, kali ini matanya nyalang.



Di kejauhan, nampak kerumunan anak-anak sedang asik bermain di halaman sebuahplay group. Mereka saling bersenda gurau sambil mengerumuni sebuah miniatur bangunan yang mereka susun dari balok-balok kecil, sememtara itu seorang pengasuh memperhatikan dengan seksama dari terasplay group. Anak-anak itu nampak riang bermain walau di bawah terik matahari. Sesekali terdengar mereka cekikikan entah sebab apa karena dunia anak-anak memang begitu, kadang mereka menertawakan sesuatu yang kita tak pahami bahwa itu lucu. Itulah kehidupan anak-anak, riang dan tanpa beban.



Lelaki itu masih menghisap puntungnya, kali ini benar-sudah sangat pendek dan bara sudah dirasakan di bibirnya. Sesekali lelaki itu menatap kerumunan anak-anak yang sedang asik bermain. Tatapan lelaki itu tertuju pada seorang gadis kecil manis bermata coklat. Sambil membuang puntungnya lelaki itu beranjak, berjalan pelan menuju kerumunan anak-anak yang sedang bermain. Kali ini tatapan mata lelaki itu tajam tertuju pada gadis kecil manis bermata coklat, pelan tapi pasti lelaki itu mulai mendekati kerumunan. Sementara itu anak kecil di kerumunan mulai berlari ketakutan, menuju sang pengasuh yang berdiri di teras. Semua berlarian histeris dan memeluk Sang Pengasuh, tapi gadis kecil manis bermata coklat itu tetap di tempatnya, wajahnya pucat sambil menatap lelaki itu. Di teras sang pengasuh mulai panik, cemas akan keselamatan Si Gadis Manis Bermata Coklat. Lelaki itu terus berjalan menuju Si Gadis Kecil Manis Bermata Coklat, gadis itu masih tak beranjak, hanya diam dan wajahnya pucat pasi.  Sang Pengasuh tak kuasa berbuat apa-apa, lalu Ia memanggil penjagaplay group, seorang lelaki bertubuh kekar. Sang Pengasuh nampak cemas, sambil menunjuk-nunjuk lelaki itu, entah apa yang Dia katakana pada si penjaga kemudian Si Penjaga mengambil tongkat kasti dan berlari menuju lelaki itu.



Sementara lelaki itu tinggal satu meter jaraknya dengan gadis kecil manis bermata coklat, lelaki itu mendekat selangkah kemuDian berhenti dan tak menyadari keberadaan si penjaga. Lelaki itu membungkuk di depan Gadis Kecil Manis Bermata Coklat lalu tiba-tiba sebuah pukulan menghantam tengkuk lelaki itu. Lelaki itu pingsan tanpa sempat menyentuh gadis itu.



Anak-anak berteriak histeris dan menangis ketakutan, sementara si penjaga menggendong Gadis Kecil Manis Bermata Coklat itu dan membawanya ke Si  Pengasuh. Belum sempat Si Pengasuh menggendongnya, datang sebuah mobildouble cabin. Seorang wanita muda keluar dari mobil lalu menghampiri Si Penjaga lalu gadis kecil manis itu berpindah ke gendongannya. Wanita muda itu tersenyum ke arah Si Penjaga dan juga Si Pengasuh yang datang menghampiri. Tanpa sepatah kata pun terucap, lalu wanita muda itu kembali masuk ke dalam mobil bersama gadis kecil manis bermata coklat.



Di dalam mobil, gadis kecil manis bermata coklat  berkata pada wanita muda itu

“Ibu, adek tadi hampir digigit kalajengking tapi ditolong sama orang itu…” sambil tangannya menunjuk lelaki yang terkapar di halaman play group.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun