Lipat dulu tiang penyangganya
Jangan lupa pasang kuncinya
Konsentrasikan diri lalu berdoa
Lampu sein itu bukan tanda
Itu hanya pajangan belaka
Spion itu bukan pertanda
Itu hanya cermin sang raja
Melambai itu bukan penanda
Itu hanya mencari perhatian saja
Tabrak langsung saja
Biar terasa sakitnya
Bermoda transportasi apa saja
Berhati-hati berangkat sambil berdoa
Semua bakal menjadi sia-sia juga
Jikalau perilaku jalanan tiada terduga
Pernahkah kau belajar tentang sopan santun?
Pernahkah kau belajar apa itu tata krama?
Sopan santun itu tentang cara menabrakkan secara beruntun
Tata karma itu tentang sudah salah tetapi tiada mengakuinya
Huruf P kapital disilang tandanya dilarang parkir
Trotoar hak bagi pejalan kaki yang telah tersingkir
Sifat terpuji bukan dipelihara tetapi disortir
Bangga melanggar tanpa mau banyak berpikir
Ruang warna hijau di depan telah lama hilang
Berlalu dengan pergantian kuasa yang berulang
Tiada lagi tempat nyaman untuk melenggang
Saat lampu kuning berkedip begitu terang
Saatnya engkau injak gas dengan kencang
Bersepeda itu menanamkan benih nilai luhur
Sedari kecil diajarkan untuk selalu bersyukur
Dengan mengayuh itu memperpanjang umur
Jika sedari dini saja sudah hidup tiada teratur
Saat dewasa tinggal menunggu masa hancur
Kini semua sudah saatnya punah
Ketika manusia begitu senangnya berulah
Dan tiada lagi niat baik untuk berbenah
Karena begitu bangganya melanggar berjamaah
Jaque Leto | 20 Juli 2012 | 07:47