Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

PKS Besar-besarin Peran Ikhwanul Muslimin Terhadap RI

29 Agustus 2013   21:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:38 846 3

Kemarin, seorang Komentator di tulisan saya, Nasib Ikhwanul Muslimin Sebagai Pembelajaran Untuk Rakyat Nusantara,

IM jg berjasa terhadap perjuangan kemerdekaan RI. Salah satu link; http://serbaserbifitrianto.blogspot.co.uk/2013/07/salam-cintaku-untuk-ikhwanul-muslimin.html?m=1;

Ini bos link yg lain, mau download bukunya juga ada linknya: http://www.pkspiyungan.org/2013/08/download-buku-diplomasi-revolusi.html?m=1

Penasaran dengan isi blog tersebut, segera meluncur ke sana; ternyata merupakan kutipan - Copas dari pkspiyungan.org. PKS Piyungan pun baru memuat buku tersebut pada 20 Agustus 2013. Lihat capture/image di bawah.

Setelah memperhatikan buku itu, ku teringat pada file-file di PC; sebagai pecinta sejarah, ternyata sudah memiliki file .pdf buku tersebut sejak 5 tahun lalu. Langsung file berharga itu, di masukan E-BOOK di jappy.8m.com [silakan KLIK BUKU POPULER,kemudian klik DIPLOMASI REVOLUSI di LUAR NEGERI, agar bisa baca atau pun dowload].

Hal-hal di atas, cukuplah sebagai pendahuluan.

Sebetulnya, apa sich yang menjadikan pkspiyungan menayangkan dan sediakan link donwnload bukunya M.Zein Hassan LC.Lt tersebut, kemudian dicopas oleh blog-situs milik kader-kader PKS!? Bahkan, mereka menambah dengan bumbu-bumbu bahwa IM dan Hasan Al Banna sangat berperan membantu perjuangan Kemerdekaan RI dari nun jauh di sana.

Ok lah, agar tak salah omong, nulis, dan nilai, silahkan anda baca sendiri DIPLOMASI REVOLUSI INDONESIA di LUAR NEGERI,.

Tetapi, menurutku, jika membaca DIPLOMASI, dengan rinci serta penuh/dengan perasaan membaca catatan sejarah dari Si Penulis yang Pelakon Sejarah itu, maka tak bisa menyimpulkan bahwa ada peran IM atau pun Hasan al-Banna (1906-1949) secara aktif dalam/pada diplomasi perpolitikan pada masa itu, yang bertujuan agar Kemerdekaan RI mendapat pengakuan dari dunia Internasional.

Lebih dari itu, tak ada catatan penting dalam DIPLOMASI, yang menunjukkan peranan Ikhwanul Muslimin dalam proses diplomasi ke/pada negara-negara Liga Arab sehingga mereka dengan satu suara secara bergilir mengakui Kemerdekaan RI dan Kedaulatan Pemerintah RI terhadap wilayah Nusantara (bekas jajahan Belanda dan Jepang).

Memang pada masa itu di Mesir, tepatnya 16 Oktober 1945, ada pertemuan Lasnatud Difa'i An - Indonesia atau Panitia Komite Pembela Indonesia, dan ikut hadir Prof Dr Taufik Syawi mewakili Ikhawanul Muslimin. Pertemuan atau pun Komite bukan digagas oleh Hasan Al Banna, sebagaimana dilansir oleh beberapa blog-situs anak-anak PKS; Hasan Al Banna sendiri tak hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka menerima dan copas begitu saja apa-apa yang ada pada pkspiyungan, tanpa melakukan pemeriksaan, akibatnya malah menggelikan.

Pada salah satu tulisan disebutkan bahwa Hasan al-Banna sendiri kemudian secara aktif terlibat dalam ‘Panitia Pembela Indonesia’ ini dan berjumpa dengan tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia yang berkunjung ke Mesir untuk menggalang dukungan bagi Indonesia.

Padahal, kenyataannya tak seperti itu. Jika membaca DIPLOMASI, sampai selesai, dan cakrawala berpikir mengarah kepada usaha-usaha bersama para diplomat RI dan Negara-negara Liga Arab, maka mereka lah berperan, bukan seorang Hasan Al Banna dengan Ikhwanul Musliminnya (yang pada waktu itu, belum diperhintungkan).

Agaknnya, di Indonesia, ketika PKS melihat begitu banyaknya opini dan nilai-pandangan miring (daroi tak sedikit orang Indonesia) terhadap Ikhwanul Muslimin, maka mereka (PKS dan media-media di bawanya) mencoba membangun image baik, benar, terhormat tentang Ikhwanul Muslimin.

Sayangnya, kali ini, mereka salah duga; dengan menaikkan DIPLOMASI REVOLUSI INDONESIA di LUAR NEGERI,pada web-situs mereka, justru semakin membuka, menjelaskan, dan memperlihatkan bahwa IM tak ada apa-apanya untuk Indonesia.

Hmmmmm .... mereka pikir, pembaca - pengguna Internet, bisa dikelabui begitu saja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun