Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

WAJAH Humanis Seorang Umar Patek

11 Mei 2012   02:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:27 397 0

Mungkin anda seperti saya, yang beberapa kali membaca news dari bbc.uk (bahasa edisi Inggris maupun Indonesia); dan setelah beberapa kali, saya mempunyai kesimpulan kecil bahwa, pengakuan ini memang benar, dan keluar dari mulut Umar Patek.

Umar Patek, mengakui diri bahwa ia juga berperan dalam aneka pengemboman di Nusantara; dan dari semua perencana dan aktor pengeboman, hanya dirinya lah (hanya Umar Patek) yang melakukan - menyampaikan maaf; yang lainnya, justru bangga dan menyatakan diri tak bersalah.

Lalu, mengapa Umar Patek, lakukan hal tersebut!? Menurut ku, mengapa ada nada-nada kemanusiaan muncul dari seorang teroris yang di cari-cari!? Atau, ternyata masih ada nurani kemanusiaan yang tersimpan pada dirinya. Dan itulah, yang membuat ia berani ungkapkan maaf serta penyesalan (dan saya mengharapkan bahwa semua ucapannya ini bukan semu, melainkan keluar dari hati nuraninya yang bersih dan jujur).

Saya berhasil menemukan foto-foto Umat Patek ketika masih remaja - muda, masih usia belasan sampai dua puluhan. Terlihat dengan jelas bahwa ia adalah anak muda dengan tatapan mata tajam, lugu, bersahaja, namun punya kemampuan belajar, serta cenderung genius pada bidang-bidang tertentu; bahkan ia adalah seorang yang penurut atau pun setia pada peer group/kelompoknya.

Ku berimajinasi, tentang betapa hebatnya, ajaran - input yang masuk ke diri Umar Petek yang lugu sehingga mampu merobahnya menjadi salah satu orang yang paling dicari aparat keamanan.  Tentu, apa yang masuk ke Umar Patek itu, adalah sesuatu yang mampu membuat dia menghapus  semua yang sebelumnya ada pada dirinya, dan menjadi salah satu mesin pembunuh.

Tidak menutup kemungkinan, banyak orang seperti Umar Patek; orang-orang yang lugu - tulus - ramah - bersahaja - beragama dengan apa adanya;  namun dirubah dan berubah menjadi para pelaku kehancuran.  Menurut saya (walau diri ku bukan pembela tindak kejahatan atau pun salah satu bagian dari terorisme), Umar Patek telah memperlihatkan dirinya yang sebenarnya. Ia berada pada satu komuniti yang menciptakannya sebagai seseorang yang tak bisa menolak dan membantah (di pengadilan, ia mengaku di suruh - diperintah).  Selama dalam pelarian, ia  pasti mengalami gejolak jiwa dan rohani, bahkan kegalauan, sehingga di pengadilan, ia ungkapkan isi hatinya. Munkin saja, kini ia lebih tenang, dan nanti pada pengadilan selanjutnya, ia lebih mampu - lebih kuat - lebih terbuka; atau bahkan ia akan ungkapkan banyak hal dan lebih besar dari yang kita semua duga.

Kita tunggu saja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun