Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial Pilihan

Gaya Hidup "Pay Later" dan Realita Ekonomi, antara Kemudahan Sesaat dan Beban Jangka Panjang

2 November 2024   19:37 Diperbarui: 2 November 2024   21:12 75 3
Belakangan ini, media sosial diramaikan oleh unggahan yang mengusik banyak orang: "Fenomena apa ini... Jualan susah, harga barang pada naik, PHK di mana-mana. Tapi, tiket konser habis, boneka Labubu antri, I Phone 16 open PO. Yang punya ilmu ekonomi tolong jelasin..." Kalimat ini mencerminkan keresahan banyak orang yang melihat realitas ekonomi yang makin berat, namun di saat yang sama, mereka menyaksikan antusiasme belanja yang seakan tak terpengaruh kondisi sulit. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi?
Dari hasil diskusi dengan beberapa rekan, salah satu faktor utama dari fenomena ini adalah tingginya penggunaan layanan pay later atau "bayar nanti." Layanan ini banyak ditawarkan oleh berbagai platform e-commerce, memudahkan siapa saja membeli barang tanpa perlu langsung membayar lunas. Cukup dengan satu klik, barang atau tiket konser yang diinginkan langsung di tangan, sementara pembayarannya bisa dicicil kemudian.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun