Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Pengagum

22 Februari 2014   02:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 47 0

Ilustrasi: http://www.studentmagz.net/

Padat sesak melindap diantara para penyeka asap

Merogoh jengkal-jengkal naluri yang tersungkal di bebatangan, bebatuan, bahkan di perapian

Bertalang lampion ungu aku hadir tepat di batang hidungmu, menyeka rindu

Mengusap asap yang keluar dari rongga senja yang berwujud nafsu

Apa kau tahu dimana ada kamu, malam menjadi tak memanusia?

Cidera, membiru bahkan kadang membabi buta

melayangkan mata-mata yang terus menginjak garis perawan yang menitikkan darah pertama

***

Tepat di atas pemakaman para penyair jalanan

dibungkus beragam pelana yang kadang menghadirkan ketakhardikan

aku bersama bayanganmu mencumbu ari-ari senja

Teman yang selalu kau hadirkan untuk calon anak-anak kita

Apa kau bangga pernah menjadi bagian pemeran utamanya

Sesaat tertawa, gila, sampai kau pandai mendadah lidah

***

Aku berbisik pada telinga tetangga

mendesis

berdecap

mengedip

lantas menelunjuk

Apa benar dia itu ibu

dari anak-anakku?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun