Padahal, harus diakui, akibat fenomena batu akik ini, banyak pengangguran yang terselamatkan karena terbukanya lapangan pekerjaan baru yang sangat menjanjikan. Perhatikan saja, hampir setiap sudut perkotaan dan pedesaan, terdengar suara mesin asah batu berdesing-desing. Apabila para pengrajin itu menerima upahan asah batu akik Rp 20.000 saja dan mampu mengasah 20 batu akik per harinya, maka dalam sehari pengrajin bisa mengumpulkan uang Rp 400.000. Jika konsisten 20 batu akik dalam sehari, artinya dalam sebulan dia sudah bisa meraup rupiah hingga Rp 12.000.000. Waw, fantastis bukan? Sedangkan, para pengrajin batu akik ini semula adalah seorang pengangguran, tukang ojek dan orang-orang yang berekonomi menengah ke bawah. Sekarang mereka sudah menjadi jutawan.