Langkah demi langkah untuk meningkatkan mutu pelayanan terus menerus dilakukan oleh para wakil rakyat kita. Biaya Rp 1,162 T bukan digunakan untuk renovasi tetapi untuk membangun gedung baru. Langkah yang sangat cerdik. Buat apa kita meneruskan pelihara gedung lama dengan biaya yang sama. Bukankah lebih baik membeli yang baru. Soal bagaimana perawatannya tokh nanti bisa dipikir belakangan.
Gedung baru ini rencananya untuk menunjang kesehatan para wakil rakyat. Maka gedung tersebut perlu dibangun seperti mall, disediakan tempat pijat refleksi, apotek, pertokoan, koperasi dan fasilitas lain.Mungkin harapannya para wakil rakyat lebih sering berjalan-jalan, ketika haus dapat langsung beli minuman atau kalau kelelahan bisa langsung pijat. Kalau pas jalan tiba-tiba “koit” masih ada obat di apotek. Tapi Itu bukan fasilitas mewah, kata Budi Sukada. Mestinya memang bukan apotek tapi rumah sakit baik rumah sakit umum maupun rumah sakit jiwa lengkap dengan unit gawat daruratnya.
Venna Melinda, politikus democrat, mengatakan bahwa dengan adanya pusat kebugaran pasti membuat lebih sehat. Lantai atas akan dilengkapi dengan kolam renang, fitness center dan spa. Tapi Tjatur Sapto dari PAN tidak setuju kolam renang. Dia lebih suka lapangan voli atau lapangan bulu tangkis. Menurut saya itu tampak kampungan, karena mestinya lapangan golf.
Ruangan kantor masing-masing anggota dewan seluas 120 meter persegi lengkap dengan ruang kerja, ruang staf ahli, kamar tidur spring bed dan fasilitas standard seperti WC dan kamar mandi. Staf ahli DPR ini ada lima, hasil dari wacana bulan politisi golkar bulan mei lalu. Masyarakat asyik rebut dengan dunianya sendiri sehingga semua bisa diatur. Sayang, banyak teman tapi ruangan cuma 120 meter persegi tanpa mini bar, ruang karaoke atau diskotik maupun meja bilyard. Dengan kondisi minimalis seperti itu, jelas tidak jauh beda dengan rumah prostitusi yang terlalu padat penduduk tanpa iringan music “ajeb-ajeb-ajeb-ajeb”. Mungkin yang membedakan cuma tulisan restricted area/private.
Tapi, apapun yang terjadi, saya dukung Marzuki Alie. “Proyek tersebut harus berjalan. Pembangunan gedung baru itu, mau tidak mau, suka tidak suka, harus tetap dilanjutkan. Kalau ada kritik kita terima saja,” katanya.
Setuju banget Pak, ngapain juga didengerin suara orang iri tanda tak mampu. Kalau anda miskin itu masalah anda, bukan masalah kami. Bener nggak pak?