Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Guratan Dahi Ayah...

18 April 2012   11:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:28 242 1
Subhanallah hari ini aku masih di beri kesempatan untuk singgah ke rumah ayah, setelah beberapa minggu tidak bisa hadir di rumahnya, rumah tempat dulu aku di lahirkan, karena alasan klasik kesibukan yang hampir tidak memberiku celah untuk melihatnya sejenak di usia senjanya saat ini,

bukan berarti ibu tidak berarti bagiku, dan tidak bisa cukup memberikan alasan untuk menggerakkan jariku mengetik tentang kenangan manis bersama beliau, salam ta'jimku untukmu ibu aku selalu menyayangimu, akan tetapi hari ini aku terbayang kejadian penuh pada 15 tahun yang lalu di saat usiaku untuk mengingat sudah mulai matang, apa yang ku alami saat itu masih tertata rapi dalam ruang ingatanku saat ini, usiaku belia saat itu usia penuh hal-hal yang harus di coba, usia yang penuh penasaran hingga akhirnya ku tahu dan tetap tidak menjadikan nya pelajaran akan ketidak tahuanku setelahnya,...

bisa jadi usia saat itu yang menentukan saat ini aku bukanlah aku,...

bisa jadi usia ku saat itu menentukanku di pada hal-hal yang kubenci dan ku takuti saat ini,...

dan sampailah aku di sini, di kehidupan yang aku yakin engkau ridloi ayah,....

kehidupan yang sangat ku syukuri dengan kelebihan dan kekurangannya,..

kehidupan yang sedikit banyak terinsfirasi dengan sikap tawaddu dan tabahmu ayah,...

aku banyak belajar padamu,... aku akui engkau bukan lah separti itu,  bukan orang terpelajar yang menyandang sederet gelar, bukan orang yang dengan segudang bekal materi dan wawasan untuk hidup dan kau tularkan kepada anakmu, tapi engkau orang yang penuh dengan keterbatasan, hingga tak jarang engkau kehabisan kata untuk menasihatiku saat itu, hanya bisa menitikkan air mata dan berharap bahwa harapanmu itu tak pupus yang ada padaku,

subhanallah aku malu mengingat akan kenakalanku saat itu padamu ayah,...

engkau manusia kekar yang pernah ku lihat ayah,... badanmu sehat dan bugar,.. tidak nampak sama sekali itu menular padaku saat ini,... jika engkau bisa tempuh jarak 40 kilo setiap hari dengan sepeda kesayanganmu untuk berdagang saat itu,... maka saat ini aku sibuk menggerutu kelelahan terkena macet beberapa menit padahal duduk dalam tunggangan yang cukup nyaman jauh dengan dudukanmu jok sepeda yang kasar tanpa busah sama sekali,..

Engkau manusia tabah yang pernah ku ingat ayah,...

jika waktu dini hari di saat mata sulit sekali bebas dari pejaman,...di saat hujan datang mengguyur berlimpah dan melengkapkan alasan untuk menarik selimut dalam - dalam menikmati nyamannya tidur, walaupun beralaskan tikar kasar dan satu bantal untuk tidur kita berdua  itupun kadang - kadang tak sadar ku ambil hakmu darinya,...

engkau teguhkan hatimu,.. engkau tabahkan pedirianmu mendengar ketukan pintu kontrakan kita yang cukup terdengar jelas walaupun di bawah derasnya hujan ternyata sahabatmu sudah menjemputmu untuk kepasar mempersiapkan dagangan untuk esok hari, mengais rejeki untukku sekolah di pagi itu,...hah... aku teringat bisa jadi di usiaku saat itu aku malu mempunyai seorang ayah berprofesi sebagai pedagang sayur setiap pagi berkeliling komplek,...layaknya anak-anak usia remaja saat ini yang sudah terperangkap dengan penjara gengsi dan cinta dunia,..bergaya orang mampu tanpa mengukur kemampuan orang tua,.ku pendam dalam - dalam rasa itu,..tak pantas menjadi sahabatku dan menempel setia pada pikiranku ,....

ku lihat jam dinding itu tepat pada pukul 01.00 dini hari ku iringi kepergianmu dengan pandanganku hingga engkaupun tak terlihat di balik derasnya hujan,... selamat jalan ayah,.... aku bangga padamu,...setiap saat terucap mengiring kepergianmu ke pasar setiap malam.

engkau orang terbaik yang pernah aku nilai ayah,.. kwalitasmu teruji keyakinanmu teguh sampai saat ini pun aku heran apa yang engkau pelajari ayah,.. apa kah rumus kimia yang rumit dan sulit di pelajari atau bahasa pemrograman dalam aflikasi komputer super canggih,... siapa gurumu ayah ?,....siapa yang mengajarimu,...apa gelar gurumu ?... apakah dia ahli ilmu teknologi lulusan study german atau ahli Fikih lulusan mesir ?... yang ku tahu engkau telah di tinggal pergi kepangkuanNya oleh ibumu pada usia anakku saat ini,.. yah ..dia nenekku yang tak pernah kulihat semasa hidupnya,...

hari ini seakan tak terbendung ingatanku mengalir mengenang ketekunanmu, kesabaranmu, ketawadduanmu,

engkau ajarkan aku disiplin,

engkau ajarkan aku nilai - nilai seorang muslim yang baik,..

engkau ajarkan aku menjadi laki-laki yang bertanggung jawab,..

engkau ajarkan aku untuk tidak menangis ketika miskin menahan lapar hingga esok pagi datang,..

engkau ajarkan aku untuk terbiasa dengan keterbatasan,..

engkau ajarkan aku mempelajari masa depan,..

engkau ajarkan aku bermimpi,...

engkau ajarkan aku bercita-cita

tapi bukan dengan bahasamu,.. karena ku tahu jarang sekali keluar kata-kata dari mulutmu,.engkau sangat menjaga lisanmu,..tapi dengan ketauladananmu,..

hah....hatiku luluh,...ku bertekad saat itu yang ku bisa hanya belajar sungguh,.. ku tinggalkan kesenangan layaknya remaja,..ku tumbuh menjadi remaja yang dewasa,..dan ku yakin karena kondisiku saat itu.

Saat ini sinar itu masih kulihat di matamu, mata yang memang sudah tidak tajam seperti dulu,...masih ku bisa temukan pada garis - garis di sepanjang wajahmu walaupun tidak sekencang dulu,..

tenaga itu masih ku dapati pada otot -ototmu yang mulai mengendur,...

semangat itu masih dapat kurasakan di balik lemahnya tubuhmu,...

kaki itu mungkin sudah tidak mampu mengayuh sepeda 40 kilo seperti dulu,walaupun sepeda itu masih setia engkau rawat saat ini, bahkan engkau lebih memilihnya untuk di kendarai daripada sepeda motor yang anakmu belikan,

Ayah,...katakan padaku bagaimana aku bisa mengajarkan kepada anakku apa yang telah engkau ajarkan padaku,..

Ayah...Berikan aku tuntunan bagaiman aku memperkenalkan nilai nilai itu pada cucumu

Ayah,..katakan bagaimana aku membuktikan rasa sayangku padamu,...

Ayah,..ajarkan aku untuk menunaikan hak-hakmu atasku,..

Ayah,..janganlah engkau tidak enak hati untuk meminta sesuatu dariku,..

hari ini akan ku mintakan doa kepadaNya atas kesehatanmu, kebahagiaanmu, atas keselamatanmu

mudah-mudahan atas bimbinganmu aku termasuk anak yang shaleh,..anak yang di terima doanya atasmu

Rabbigfirli wa liwalidayya warhamhumma kama rabbayani shagiraa..

Di akhirat kelak aku akan bersaksi atas segala kebaikanmu

mudah-mudahan engkau menjadi penghuni syurga bersama- sama orang yang sabar,..

akan aku pertahankan nilai-nilai yang telah kau ajarkan padaku,..

aku tahu aku tidak pernah meminta kepadaNya untuk di lahirkan dari benihmu, tapi jika aku tahu pasti aku akan memintanya untuk kedua kalinya,..

Terimaksih ayah,...

Dari anakmu yang mencoba mewarisi ketawaduanmu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun