Aku tertegun di depan layar laptop. Minggu-minggu terakhir perkuliahan K2 LB telah berlalu begitu cepat, dan hari ini, tatap muka daring terakhir menunggu di penghujung senja. Seharusnya tak ada yang istimewa; kelas ini telah terbiasa dengan diskusi hangat, senyum yang tersembunyi di balik kamera mati, serta beberapa canda ringan sebelum pertemuan usai. Namun, sore ini, sesuatu yang tak pernah kuduga terjadi. Saidatun, mahasiswi yang dikenal kalem dan serius---nyaris tak pernah berbicara di luar konteks akademik---mendadak angkat suara.
KEMBALI KE ARTIKEL