Menikah dengan prosesi adat Jawa sangat unik, semua hal mengandung makna2 yg tersirat. Makna-makna yang berisi doa, harapan dan tujuan hidup. Namun ada kalanya hal-hal tersebut muncul menjadi mitos dan telah mendarah daging dalam kehidupan bermasyarakat di tanah Jawa. Sebut saja misalnya mitos
Pantangan menikah atau punya hajatan di bula Syuro. Dalam ajaran Islam, bulan tersebut sering dikaitkan dengan sial, atau kemalangan. Pada jamannya dulu, sebelum jaman Nabi Muhammad, melakukan peperangan tidak boleh dilakukan di bulan itu, karena menyebabkan banyak hal kesialan. Meskipun lalu diluruskan oleh Nabi Muhammad sendiri bahwa hal itu tidaklah benar, karena baginya semua bulan adalah baik adanya. Namun kepercayaan yang terlanjur berkembang di tanah Jawa adalah bawasannya bulan itu penuh kesialan. Karenanya bagi sebagian besar masyarakat Jawa berpantang melakukan hajatan di bulan Syuro, karena akan membawa dampak sial bagi pelakunya. Dasar pemikiran2 tersebut berkembang dan makin berkembang dan disepakati sebagian besar masyarakat Jawa bahwa melakukan hajatan pernikahan) di bulan Syuro itu pamali, dan membawa ketidak berhasilan.
KEMBALI KE ARTIKEL