Hal yang paling kuingat dari hari raya Idul fitri di tahun-tahun kanakku adalah ketika Bapak selalu mengajakku untuk berziarah ke makam kakek dan nenek setelah selesai sholat Ied. Masih mengenakan sarung, peci dan baju koko yang sama yang kami kenakan untuk ke masjid, kami bertiga: Bapak, aku, dan kakak laki-lakiku berjalan kaki ke pemakaman yang kebetulan letaknya tidak begitu jauh dengan rumah. Seiring berjalannya waktu, setelah dua adik lelakiku sudah cukup dewasa, maka jadilah pada setiap usai sholat Iedul fitri, kami berlima, seperti Boysband bersarung, berziarah ke pemakaman desa.
KEMBALI KE ARTIKEL