Memilih ada yang membutuhkan alasan, itulah kenapa ada peran rasionalitas dalam pilihan. Ada pertimbangan visi-misi yang dijadikan acuan. Tapi ada juga yang memilih, tanpa alasan. Bukan seutuhnya tak beralasan, tapi lebih pada alasan-alasan subjektif-emosional yang kadang tak masuk akal. Kenapa kamu pilih si A? Dia orangnya baik. Dia bagus. Orangnya ramah dan tegas. Tak banyak yang mengatakan, saya memilih dia karena visi dan misinya begini dan begitu, tujuannya kesini dan kesitu.
KEMBALI KE ARTIKEL