Di era informasi dan teknologi yang sangat pesat saat ini, daya nalar kritis menjadi keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengambil keputusan yang tepat adalah keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Dalam kenyataan dilapangan, pembelajaran yang berlangsung di sekolah ditemukan masih banyak siswa-siswa yang belum tumbuh secara optimal kemampuan bernalar kritisnya, demikian halnya yang dialami penulis saat melakukan kegiatan pembelajaran, kemampuan anak untuk menganalisis sebuah permasalahan terkait topik pembelajaran masih kurang.Apalagi jika model pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional siswa cenderung kurang aktif. Mereka lebih sering menjadi pendengar pasif daripada peserta aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh pendekatan pengajaran yang didominasi oleh guru (teacher oriented), sehingga siswa kurang merasa terlibat dan memiliki motivasi intrinsik untuk belajar. Siswa sering kali tidak terlatih dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Mereka mungkin terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hafalan dan reproduksi informasi daripada analisis dan evaluasi terhadap masalah yang kompleks. Akibatnya, kemampuan mereka untuk memecahkan masalah dengan cara yang logis dan kritis mungkin terhambat. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan daya nalar kritis siswa. Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning.
KEMBALI KE ARTIKEL