Saya tidak hendak mengatakan bahwa Fatinistic telah hilang atau tinggal sejarah. Justru saya meyakini Fatinistic masih ada, namun semangatnya yang saat ini sedang mendingin. Ibarat sebuah perjalanan, mereka baru saja melawati puncak bukit keberhasilan yang pertama, dan saat ini sedang turun bukit kembali untuk melanjutkan pendakian ke puncak bukit keberhasilan kedua. Namun dalam perjalanan, cuaca dan situasi lingkungan tidak mendukung, bahkan bukit keberhasilan kedua yang menggugah semangat itu tampak masih tertutup kabut tebal. Memperhatikan semua kenyataan ini, maka sebagian besar dari mereka memutuskan untuk berdiam dahulu di sebuah tempat peristirahatan yang nyaman. Menunggu situasi kembali baik untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak keberhasilan yang kedua. Kondisi cuaca adalah situasi internal Fatinistic baik secara komunal maupun individu. Sementara bukit keberhasilan kedua adalah Fatin Shidqia Lubis dalam karirnya di dunia musik sesungguhnya.
Dari analogi tersebut di atas, sebenarnya masih menyisakan sedikit kecemasan terkait dengan kelanjutan perjalanan sebagian besar mereka (baca: Fatinistic). Selayaknya orang yang sedang menunggu situasi kondusif muncul agar kembali dapat melanjutkan perjalanan, maka kemungkinan untuk tidak mampu atau terpaksa tidak melanjutkan perjalanan pasti ada. Jika cuaca dan kondisi dinilai malah memburuk dan atau puncak keberhasilan kedua tak kunjung lepas dari selimut kabut tebal, semuanya bisa memupus semangat juang orang-orang untuk melanjutkan perjalanan pendakian ke bukit keberhasilan kedua tersebut. Maka pada saat itu pilihan untuk kembali pulang dan mengubur dalam-dalam akan mimpi ke puncak bukit keberhasilan kedua dan termasuk kenangan akan bukit keberhasilan pertama adalah pilihan rasional yang harus dilakukan.
Pada masa berdiam di tempat peristirahatan yang nyaman inilah sesungguhnya Fatinistic membutuhkan figur yang mampu memompa semangat dan keyakinan agar mereka tetap optimis untuk terus melanjutkan perjalanan ke puncak keberhasilan yang kedua. Tentunya figur tersebut harus mampu berkomunikasi ke semua orang dengan berbagai kendaraannya untuk menyatukan semangat mereka (namuan bukan untuk memaksa menyatukan kendaraannya) dan untuk meyakinkan bahwa cuaca dan kondisi alam yang tidak mendukung ini hanya sementara dan akan segera kembali normal. Bahkan orang tersebut juga harus mempunyai ilmu yang cukup mengenai ilmu perkabutan, agar dia bisa merekayasa kabut untuk segera hilang dari lingkungan bukit keberhasilan kedua, dan agar semua orang kembali bersemangat dan kembali terinspirasi dengan melihatnya.
Namun apapun kenyataan yang akan terjadi di perjalanan selanjutnya, sejarah pendakian bukit keberhasilan pertama adalah sebuah legenda yang tidak mungkin begitu saja terlupakan. Sebuah legenda mengenai perjuangan dan harapan akan tetap dikenang hingga bibir tersenyum bagi siapapun yang mengenangnya.
Inilah sepenggal kisah mengenai Fatinistic saat ini...