Prilaku emosional yang agresif ini semata karena didorong oleh sebuah harapan tinggi akan perbaikan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. Saya yakin itulah satu-satunya visi yang menyatukan kedua kubu pendukung yang saling "bertempur" saat ini. Yang membedakan hanya cara pandang dan penilaian mereka terhadap pilihan figur yang bisa dipercaya mewujudkannya.
Saya pikir, jika kita ingin berdebat mengenai kelebihan dan kekurangan dua figur baik Prabowo maupun Jokowi, pasti keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan yang tak akan pernah habis untuk diperdebatkan. Setiap orang memiliki kekuatan apologetiknya sendiri untuk mempertahankan asumsinya.
Sepertinya kita harus kembali kepada rasionalitas yang lebih mendamaikan dan menyejukkan dari pada membuang pikiran untuk hal yang tidak mendidik sama sekali. Sepertinya kita harus mulai melihat bahwa apapun itu, inilah kader-kader terbaik bangsa yang kita miliki untuk kita berikan beban amanah memimpin bangsa Indonesia kedepan.
Memilih Prabowo ataupun memilih Jokowi bukan lah sebuah pilihan sempurna, yang pasti semua ideal janji akan selalu tidak ideal jika telah teraplikasikan dalam sebuah kebijakan praktis. Apalagi tantangan Indonesia ke depan untuk perbaikan tidaklah mudah. Sebagai seorang pemilih tentunya kita harus sadar betul tentang pilihan kita, siap gembira juga siap kecewa. Jika kita mendapatkan pilihan kita menjalankan amanah yang dijanjikan kita patut bergembira, namun jika tidak kita juga harus siap bertanggung jawab sebagai pemilih yang telah mengusungnya dengan cara siap menjadi pengkritik beliau atas segala kelalaiannya.
Akhirnya, marilah kita berpesta demokrasi dengan tetap menjunjung etika dan rasionalitas. Silahkan berbeda namun tidak memupuk benih kebencian apalagi permusuhan. Jika ini selesai, siapapun yang terpilih kita harus secara gentle mendukungnya. Bersiap pula kembali satu visi sebagai satu keluarga Indonesia. Indonesia Raya!