Rasa gigil yang menyisip membekukan relung-relung yang selalu bergelimang noktah baur nista dan kerontang iman
Air mata sudah pupus sudah
Sedu sedan hanya memantul dalam rongga yang bergetar dengan bara resah yang tak pernah padam...
Sunyi meskipun cuma tinggal percikan yang menjadi pertanda ini hati meski luruh hancur sudah tertakik nama-Mu!