Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Amali Memberi Fenomena Baru

21 Februari 2023   15:03 Diperbarui: 21 Februari 2023   15:16 139 1
POPULARITAS Zainudin Amali meroket dalam beberapa pekan terakhir. Ada sejumlah faktor yang menyebabkannya. Keputusannya untuk bertarung memperebutkan salah satu dari dua kursi wakil ketua umum pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI sudah langsung membuat publik dan khususnya masyarakat olahraga terhenyak. Mengapa Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini mau "turun jabatan" dengan cawe-cawe di organisasi sepak bola nasional?

Prof.Dr.Zainudin Amali, SE, M.SI, kelahiran Luhu, Gorontalo, 16 Maret 1962 adalah menpora ke-13 sepanjang sejarah keberadaan pos ini. Akan tetapi, dia menjadi menpora pertama yang memutuskan untuk terjun langsung di organisasi olahraga.

Dia juga menjadi menpora pertama yang mengundurkan diri di tengah masa jabatannya, yang jika mulus-mulus saja dan sesuai periode pemerintahan, mestinya masih akan  dijabatnya hingga 2024 mendatang. Jika tidak ada aral melintang Zainudin Amali mestinya mampu menjadi suksesor dari para pendahulunya sesama fungsionaris Partai Golkar yang mengemban amanah sebagai menpora, dari Abdul Gafur, Akbar Tanjung hingga Agung Laksono.

Uniknya, Zainudin Amali baru memutuskan pengunduran dirinya beberapa hari setelah terpilih sebagai wakil ketua umum PSSI bersama Ratu Tisha Destria, mendampingi ketua umum terpilih Erick Thohir.

Pengunduran diri Zainudin Amali memang baru disampaikan secara lisan kepada Presiden Joko Widodo, kemungkinan Senin (20/2/2023) kemarin saat bersama Erick Thohir dan 13 pengurus PSSI lainnya (Exco PSSI) diterima oleh presiden di Istana Negara.

Baru sebatas lisan, belum tertulis, kata Jokowi kepada media. Presiden Jokowi menyebut Zainudin Amali baru menyatakan pengunduran dirinya secara informal. Kendati demikian, pengunduran diri menpora ke-13 ini mau tak mau mengundang perdebatan tersendiri.

Walau begitu, dari persfektif politik dalam negeri, Zainudin Amali memberi fenomena baru. Belum pernah ada menteri yang mundur di tengah masa jabatannya. Memang pernah ada menpora yang mundur semasih menjabat, yakni Imam Nahrawi, yang digantikan oleh Zainudin Amali.

Pada 19 September 2019, Imam Nahrawi pamit dari kementerian yang dipimpinnya selama 4 tahun 11 bulan setelah divonis sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus penggunaan dana hibah olahraga.

Sepekan setelah itu, tepatnya 27 September 2019, Yasona Hamonangan Laoly memberikan surat pengunduran dirinya sebagai Menkumham kepada Presiden Jokowi. Yasona Laoly lebih memilih kembali ke parlemen setelah terpilih sebagai anggota DPR 2019-2024.

Tidak boleh rangkap jabatan, kata Laoly, menunjuk pada ketentuan di Pasal 23 UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang larangan rangkap jabatan anggota DPR dan menteri. Menariknya, tak sampai sebulan kemudian Presiden Jokowi kembali menariknya ke pemerintahan, untuk mendudukannya lagi di kursi Menkumham..

Memang ada perbedaan dari pengunduran diri Imam Nahrawi dan Yasona Hamonangan Laoly, yang sama-sama di jelang akhir masa jabatannya pada Kabinet Indonesia Maju jilid 1 itu. Imam Nahrawi karena terlibat korupsi, Yasona Laoly karena berkehendak fokus sebagai anggota dewan. Bagaimana dengan Zainudin Amali?

Sebenarnya tidak ada pelarangan rangkap jabatan sebagai menteri dan dan pengurus cabang olahraga. Sejumlah menteri pembantu Jokowi memimpin beberapa cabor, seperti Menteri PUPR Basuki Hadimulyono yang sudah dua periode mengetuai PB PODSI (dayung), Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan yang menjadi ketua umum di PB PASI (atletik), atau Menko Pererekonomian Airlangga Hartarto yang sudah dua periode juga membesarkan cabor wushu (PB WI).

Namun, untuk Zainudin Amali, jelas ada kekhususan. Jabatan sebagai menpora dan waketum PSSI sangat rawan perbenturan kepentingan. Sebagai Menpora, yang dijabatnya sejak 23 Oktober 2019, tugas, pokok dan fungsinya (tupoksi)-nya langsung bersentuhan dengan cabang olahraga sepak bola.

Zainudin Amali pasti sulit menghindari "conflict of interest", apalagi permasalahan PSSI sangat kompleks. Memikirkan persoalan sepak bola Indonesia membutuhkan keseriusan, kerja keras, dan kesabaran. Penyelesaian permasalahan atau persoalannya tak mungkin bisa diselesaikan dari belakang meja.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun