Toh, di luar isunya sudah berkembang sedemikian rupa. Salah satunya, bahwa Presiden Jokowi merestui pilihan Zainudin Amali untuk sepenuhnya cawe-cawe di organisasi sepak bola nasional. Jokowi, sebagaimana diisyaratkan kalangan Istana, akan memutuskan pergantian menpora secepatnya.
Rencana pergantian Zainudin Amali tersebut kabarnya sudah dikomunikasikan Jokowi dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Seusai pertemuannya dengan Zainudin Amali, Jokowi memang langsung menerima Airlangga Hartarto.
Airlangga kabarnya tidak sempat bertemu dengan Zainudin Amali. Namun, siapapun bisa menduga jika pucuk pimpinan partai beringin tersebut tentunya mengetahui hasil pertemuan Jokowi dengan salah satu pengurus teras partainya itu. Zainudin Amali adalah juga ketua badan pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Golkar, yang diembannya sejak akhir Oktober 2021.
Jadi, pertemuan Jokowi dengan Airlangga Hartarto tampaknya tidak terlepas dari rencana pergantian Zainudin Amali sebagai menpora. Pasalnya, kursi menpora adalah jatah Golkar, sebagai salah satu partai koalisi pemerintah dan konsisten mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
Menilik ke belakang, dalam rencana reshuffle terakhir Jokowi, menpora termasuk yang diramaikan terkena. Padahal saat itu konsentrasi publik lebih ke rencana pergantian tiga menteri asal NasDem, dari interaksi yang dilakukan NasDem dengan mengusung Anies Baswedan sebagai calon pengganti Jokowi di Pilpres 2024.
Dari isu yang berkembang di awal Februari itu, Zainudin Amali disebutkan segera diganti oleh Dahnil Anzar Simanjuntak, mantan ketua umum PP Muhammadiyah yang belakangan menjadi juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Belakangan itu hanya sebatas isu, walau sempat ramai berkembang di ranah publik. Padahal, isu tersebut mudah dipatahkan. Publik mungkin lupa bahwa kursi menpora adalah jatah Golkar.