Partai-partai politik pro pemerintah sudah pula merespon soal itu. Beberapa partai, seperti PDIP dan PPP, bahkan sudah secara terbuka menyatakan kesiapannya untuk menerima kabar baik. Dua partai parlemen ini mendukung langkah presiden melakukan perombakan kabinetnya, walau menyebut jika hal itu adalah kewenangan penuh dari Jokowi.
Elit PDIP dan PPP termasuk yang tidak hemat berkomentar dalam menanggapi kabar reshuffle. Itu mengisyaratkan kesiapan kedua partai dalam mendapatkan "durian runtuh" dari reshuffle yang segera dilakukan. Kader terbaik PDIP dan PPP siap untuk mengisi posisi menteri yang akan diganti atau wakil menteri yang belum ada.
Perombakan kabinet bisa dilakukan melalui pergantian menteri atau penempatan wakil menteri baru, seperti yang selama ini dilakukan Jokowi. Presiden juga tidak mengutamakan pembantu utamanya tersebut harus berasal dari partai yang sudah eksis di parlemen. Contohnya, ada wakil menteri yang bukan dari partai parlemen.
Sudah pasti menteri atau wakil menteri yang baru tidak berasal dari Demokrat atau PKS, dua partai non parlemen. Tetapi, sudah pasti juga bukan dari NasDem. Justru menteri-menteri dari NasDem ini yang tengah disorot dan besar kemungkinan diganti.
Tiga menteri asal NasDem, yakni Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menkoinfo Johnny G.Plate serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutatan Siti Nurbaya Bakar saat ini seperti tengah duduk di atas bara api. Panas.
Surya Paloh, pendiri NasDem, sudah berusaha menemui Jokowi. Hal yang sama dilakukan Surya Paloh jelang perombakan menteri terakhir yang dilakukan Jokowi, pertengahan tahun 2022. Saat itu Surya Paloh menemui Jokowi untuk meminta agar tidak ada menterinya yang diganti.
Sebelumnya, mencuat isu akan segera digantinya Syahrul Yasin Limpo dari pos menteri pertanian. Kalangan dalam Istana menyebutkan, Surya Paloh secara khusus menemui Jokowi agar salah satu kader terbaiknya tersebut bisa bertahan di kabinet. Surya Paloh memerlukan Syahrul Yasin Limpo untuk mendulang suara bagi partainya di Indonesia timur saat Pemilu 2024.
Kala itu Jokowi masih respek kepada NasDem. Akan tetapi, rasa hormat Jokowi kepada Surya Paloh dan NasDem kini sudah meredup. Jokowi kecewa karena NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) di Pilpres 2024. Sementara partai-partai koalisi pemerintah lainnya justru mengesankan akan "mendiskusikan" siapa figur yang diusung dengan Jokowi...