Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Siapapun Jadi Walikota Krisis Listrik Selesai

1 April 2010   04:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:03 254 0
Palu - Krisis listrik jadi isu panas jelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Palu. Rata-rata bakal calon menjual isu ini untuk menggaet simpati. Padahal siapapun yang jadi walikota untuk  lima tahun mendatang krisis listrik di Palu dan Sulawesi Tengah akan segera berakhir tahun ini. Demikian disampaikan Wakil Walikota Palu H Andi Mulhanan Tombolotutu terkait hal itu. Menurutnya, PT Perusahaan Listrik Negara mendapat bantuan mesin pembangkit berkekuatan 26 Megawatt untuk menambah daya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Silae. "Ditambah lagi dengan penambahan daya di PLTU Mpanau dan kerjasama kita dengan Pemerintah Korea Selatan," kata Tony, sapaan akrab Wakil Walikota ini. Untuk diketahui, PLTU Mpanau akan membangun mesin pembangkit berkekuatan 2 x 30 Megawatt. Lalu kerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan menambah daya 10 megawatt untuk sistem kelistrikan Palu. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Air Sulewana yang akan segera beroperasi tahun ini akan menyuplai sekira 30 Megawatt. Saat ini juga dermaga untuk pendaratan kapal pengangkut mesin pembangkit PLN itu sementara disiapkan di Teluk Palu. Dalam amatan Abdul Azis, Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Darud Da'wah wal-Irsyad Sulawesi Tengah mengingat bahwa krisis listrik adalah tanggung jawab Pemerintah Pusat maka krisis ini akan segera berakhir. "Jadi siapapun Walikota Palu lima tahun mendatang krisis listrik kita sudah akan selesai. Jadi bukan siapa yang menjadi walikotanya. Saya mendapat kabar dari sub kontraktor PLN sesuai instruksi Presiden Juni ini mesin tambahan buat PLTD itu sudah harus beroperasi. Penanggulangan krisis listrik ini adalah program nasional," kata Azis. Pendapat senada dinyatakan Aslam. Warga Palu Utara itu mengatakan bahwa isu listrik yang dijadikan komoditi kampanye para bakal calon seperti membodohi orang banyak. "Seolah-olah kalau bakal calon ini atau itu yang memang krisis listrik akan berakhir. Padahal mereka sudah tahu bahwa penanggulangan krisis listrik adalah program nasional. Dan untuk Sulteng kan tahun ini sudah ada tambahan mesin di Silae, lalu di PLTU Mpanau dan ada dari PLTA Sulewana. Kalau sudah beroperasi semua, ya, tahun ini krisis listrik kita sudah berakhir," kata Aslam. Menurutnya, tidak bijak dan tidak beretika jika menuding Pemerintah Kota Palu tidak tanggap terhadap krisis listrik ini. Karena, sebut Aslam, seolah-olah kalau bakal calon tertentu yang menang, krisis listrik akan selesai. Padahal mereka sudah tahu tidak lama lagi Sulawesi Tengah akan terang-benderang setiap saat. "Jadi jangan bodohi masyarakatlah. Tidak semua bisa dibodoh-bodohi," tekan Aslan. "Kalau mau kampanye, jual saja apa program yang nyata bagi pengembangan Kota Palu, bukan menuding pihak lain tidak bertanggungjawab, karena itu bisa memicu pertentangan. Kita semua ini ingin Pemilukada di Palu berlangsung aman dan damai. Enjoy, enjoy ajalah," imbuh Ermas Cintawan, seorang praktisi hukum Kota Palu. Sebelumnya, Walikota Palu H Rusdi Mastura mengatakan bahwa pihak-pihak yang menuding Pemkot tidak berupaya mengatasi krisis listrik adalah pernyataan yang membodohi masyarakat. "Kalau mau bicara listrik belajarlah dulu tentang undang-undang kelistrikan," kata Cudi, panggilan akrab Walikota Palu ini.***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun