"J, sbnry D jg kgn udh lm ga ktm J. tp...ya spt D bilang wkt itu, D jg kdg ngrs fsms soal hub qt. kyky ga ada ujungnya. tp kdg D ngrs mmg sgl ssty mmg hrs bjln spt ini".
07/10/2004 - 22:28
" J, udh dl ya smsy. D udh ngntk nh. bsk D mst bgn pg2 bgt. Dah cayang..)".
08/10/2004 - 20:42
"abangku cayang, knp ga dbls smsy, hayo lg mrh nh sm D gr2 td D tlt bls ya..., cup 3x..., jangan marah lg ya, cayaaaang..!
09/10/2004 - 07:49
"J, ko lbr sh, kan lbry rb n jmt.? D hr ini mo krmh tmn,...say, aku jg kgn. mskpn qt b'jhn tp ht sll dkt, ya kan say...
Itulah beberapa penggalan sms saya kepada mantan pacar saya. Sms waktu itu benar-benar menjadi alat komukasi kami, setelah lama kami berkomunikasi hanya lewat surat, karena jarak yang cukup jauh.
Ini saya kisahkan kembali karena banyak hal yang mungkin saat itu tak terbayangkan, sekarang malah jadi kenyataan yang harus dilalui. ini juga sebagai penghargaan dan kekaguman saya pada mantan pacar saya itu.
Bertahun kita jalani hubungan kita tanpa kepastian, karena memeng saat itu keadaan kita masih sulit. Saya masih harus pontang-panting mencari kerja yang pas kesana-kemari, dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. seperti lagunya Bang Iwan Fals : Sarjana Muda, saya saat itu merasakan benar syair-syair lagu tersebut. Sementara pacar saya waktu itu masih harus menyelesaikan kuliahnya yang tinggal nyusun skripsi.
Setahun berselang, dari tanggal penggalan sms di atas, sesi pacaran saya berakhir. Kami memberanikan diri tuk merajut bahtera rumah tangga. Dengan satu tekad dan satu tujuan bersama, kami jalani hari-hari kebersamaan kami.
Kenapa ini saya ungkapkan adalah sebagai penghargaan dan kekaguman saya kepada mantan pacar saya, yang kini sudah menjadi ibu dari anak-anak saya. Bagi saya, hubungan yang kami jalani sangat luar biasa. Cinta jarak jauh, hanya pertemuan sekedarnya yang itu pun berbulan-bulan sekali, tapi perasaan dan keyakinan menyatukan kami berdua. Lima tahun lebih perkenalan kami, kami jalani dengan apa adanya.
Mantan pacar saya ini benar-benar "pemberani". Hanya dengan niat dan keteguhan hati dia berani menerima saya sabagai pasangan hidupnya. Tanpa dia tahu saipa dan bagimana keluarga saya, yang dia kenal hanya saya, dia sanggupi permohonan saya tuk jadi suaminya. Sampai hari pernikahan kami, dia belum pernah berkunjung ke rumah atau kekeluarga saya. Dia datang dan mengenal kekeluarga saya setelah menjadi isteri saya
Sekarang, tak ada lagi sms-sms seperti diatas. Hanya catatan kecil saya yang menjadi kenangan masa lalu kami. Sekarang, dia bukan lagi pacar saya. Dia telah menjadi pendamping setia di keseharian saya, dan Ibu terbaik dari anak-anak saya.
Buat isteriku tersayang,..
Aku, abangmu, .....