Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Hari-hari Menegangkan Jelang Sea Games 2011

17 Oktober 2011   09:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:51 318 0

RAMAI-ramai membahas reshuffle kabinet SBY-Boediono, kita hampir melupakan persiapan Sea Games 2011, yang segera dimulai kurang dari sebulan lagi dari sekarang. Idealnya, seluruh arena pertandingan sudah bisa digunakan untuk uji coba para atlit.

Saya sempat mendapat kabar dari beberapa kawan yang ikut rombongan dengan Wapres Boediono, beberapa waktu lalu. Jangankan finalisasi gedung-gedung pertandingan. Kehadiran Pak Boediono disambut oleh debu-debu yang berterbangan. Ini menandakan, persiapan Sea Games dalam status ‘AWAS’

Menurut laporan Tribunnews, sebanyak 11 cabang olahraga di Sea Games 2011 mendatang, terancam tidak realtime dalam menayangkan hasil pertandingan. Padahal dengan menggunakan swiss timing, seharusnya, data dan hasil pertandingan bisa disaksikan secara online dan real time sesaat setelah laga berakhir.

IT pertandingan 11 cabor ini dipegang perusahaan asal Malaysia, WSL, konsorsium dari PT Maxxima yang melakukan afiliasi dalam pengerjaan IT SEA Games. Sayangnya, WSL murni perusahaan IT dan tidak menguasai per detail tiap-tiap sistem teknologi dari masing-masing pertandingan 11 cabor yang mereka pegang.

Ke-11 cabang yang terancam tidak dapat real time yakni 7 cabor yang ada di Palembang seperti aquatik, menembak, fin swiming, tenis lapangan, tinju, voli indoor dan senam. Sementara 4 cabor di Jakarta yakni, balap sepeda velodrom, dayung tradisional, cenoeing, dan rowing. Sedangkan sistem perhitungan untuk 33 cabor SEAG lainnya ditangani langsung perusahaan dari China, yang memang berpengalaman dan memiliki tenaga-tenaga ahli secara spesifikasi berdasarkan system para 33 cabang.

Bagi saya, sebagai tuan rumah perhelatan olahraga negara-negara ASEAN ini, Indonesia perlu menyiapkan segala sarana secara maksimal dan jika perlu plan-B. Kacaunya persiapan itu terlihat dari perlunya pemerintah mengeluarkan keputusan presiden dan peraturan presiden. Keppres yang dikeluarkan belum lama ini mengatur soal pengelolaan keuangan dari sponsorship, tiket, dan sebagainya. Adapun soal pengadaan barang dan jasa tanpa melalui tender diatur dengan peraturan presiden. Semua ini memberi keleluasaan bagi panitia pelaksana (Inasoc) untuk bekerja sekaligus memacu persiapan penyelenggaraan SEA Games pada November mendatang.

Hanya, publik tentu bertanya-tanya kenapa pemerintah tidak sejak awal mempersiapkan diri. Jika persiapannya matang, semestinya tidak diperlukan kelonggaran untuk mengadakan barang tanpa tender.

Konon, dari total anggaran perhelatan itu sebesar Rp 3,1 triliun, hingga sekarang baru sebagian digunakan. Tapi sayangnya, jika proses pengadaan dilakukan secara normal lewat tender akan memakan waktu minimal 45 hari. Artinya, tak cukup waktu tersisa.

Itu sebabnya, panitia ingin penggunaan anggaran tidak lagi melalui proses tender sebagaimana seharusnya. Panitia juga meminta agar bisa langsung mengelola uang dari sponsor tanpa harus memasukkannya ke kas negara lebih dulu. Kedua permintaan inilah yang kemudian dituangkan dalam keppres dan perpres itu. Padahal, cara ini sangat rawan dikorup.

Saya sama sekali tak punya niat untuk merecoki penyelenggaraan SEA Games. Bagi saya, panitia harus jujur, apa saja kekurangan yang dihadapi dalam menjelang acara akbar ini. Kesalahan sedikit saja yang terjadi dalam penyelenggaraan pertandingan akibat kekurang-siapan panitia, maka nama Indonesia akan tercoreng. Ini bisa jadi preseden buruk di mata internasional.

Sebenarnya masih banyak materi curhat saya lainnya, tentang Sea Games 2011 ini. Tapi daripada ngedumel tak habis-habis, lebih baik saya siap-siap berlatih karate usai memposting tulisan ini. Latihan karate saya lebih penting karena pekan depan aka nada ujian ban cokelat. Syukur-syukur saya dan teman-teman karete se-Cilandak, akan diundang ke Sea Games nanti. Hehehe.. Osh!

Salam Kompasiana!

Jackson Kumaat on : Kompasiana | Facebook | Twitter | Blog | Posterous | Company | Politics

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun