Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Refleksi Hari Ibu: Sepucuk Surat untuk Bu Nunun

21 Desember 2011   02:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:58 243 1

Bu Nunun yang terkasih,

Apa kabar hari ini? Semoga makin sehat. Ingat lho, Bu. Sakit itu biayanya mahal. Apalagi kalau sampai harus dibiayai negara. Makanya, jangan lupa minum obat dan ikuti anjuran dokter ya, Bu. Ingat ya Bu, jangan lupa minum obatnya.

O, iya Bu Nunun, kabarnya Anda pernah sakit lupa ya? Benarkah berita itu, Bu? Atau cuma gosip? Saya bisa maklumi kalau itu gosip. Maklumlah Bu, media massa kadang usil bikin isu. Yang sehat dibilang sakit, dan yang sakit dibilang sudah mati. Ngeri ya Bu kalo jadi korban gosip. Makanya, saya selalu percaya sama resep dokter dan bukan dukun.

Saya jadi teringat sewaktu Ibu pulang dari luar negeri ke Jakarta. Waktu itu beritanya heboh lho, Bu. Saya pikir, tadinya Anda bawa oleh-oleh juga. Saya ini penggemar pepaya bangkok dan ayam bangkok, lho Bu. Tapi gak apa-apalah Ibu gak bawa oleh-oleh. Saya takut, malah Ibu bawa oleh-oleh bencana banjir. Kan makin repot saya, kalau Jakarta dapat banjir kiriman dari Bangkok.

Ngomong-ngomong Bu, kenapa sekarang hobi pakai kacamata hitam? Dulu sewaktu kampanye bareng suami, kan gak pakai kacamata. Emangnya, Jakarta makin panas dan terik ya Bu? Atau, jangan-jangan selama di luar negeri, Ibu biasa keluar malam ya? Wah, saya jadi curiga nih, jangan-jangan kacamata Ibu itu belinya di Singapura ya? Buat apa sih Bu beli kacamata hitam musti jauh-jauh. Di Pasar Tanah Abang aja ada kok. Malah ada yang harganya cedem, alias ceban (Rp 10 ribu-Red) langsung adem.

Bu, beberapa hari lalu pernah dirawat di rumah sakit ya? Dokter bilang sakit apa toh Bu? Ibu kok ditanya wartawan cuma diam, saya kan jadi bingung. Kalau gara-gara sakit lupa yang Ibu derita kumat lagi, kan mestinya Ibu ke rumah sakit jiwa. Di situ tempatnya untuk penyembuhan penyakit lupa lho Bu. Sayang kan biaya negara terbuang percuma ke dokter yang salah. Itu uang negara lho Bu. Sumber dananya dari pajak masyarakat dan saya juga.

Bu, pernah dengar Mbak Melinda yang dirawat di rumah sakit itu? Ternyata, dia dirawat gara-gara payudaranya yang direkayasa itu bermasalah. Saya sedih lho Bu. Saya sedih lantara uang pajak yang saya bayar ke Negara, ternyata digunakan juga untuk membiayai kesehatan Mbak Melinda di rumah sakit.

Nah, beruntunglah Ibu sudah ke luar dari rumah sakit. Bisa berjalan kaki lagi! Ini berita yang sangat membahagiakan lho Bu. Setiap orang yang bisa berjalan tanpa kursi roda dari rumah sakit, itu artinya sudah sembuh! Selamat ya Bu.

Bu, saya cuma mau titip salam buat keluarga di rumah. Saya salut lho, keluarga besar Ibu bisa tegar dalam menghadapi masalah Ibu. Salam hangat juga buat Suami ya Bu, semoga sehat selalu. Tapi kalau mau besuk Ibu, sebaiknya Suami gak usah pakai jas. Jakarta kan sudah sesak.

Bu, saya juga titip salam buat Bu Miranda. Ibu berdua jangan marah-marahan ya. Marah itu cepat tua lho Bu. Kalau Ibu sering marah, kan bisa beresiko kena serangan penyakit. Nah, kalau sakit, dibawa ke rumah sakit dan biaya tagihannya dibebankan ke negara. Makanya, jangan sakit-sakitan ya Bu.

Terakhir, Bu. Saya cuma bisa berdoa, semoga Bu Nunun mampu mengatasi masalah yang dihadapi. Ibu jangan lari dari masalah ya Bu. Malu lho Bu, fotonya masuk di internet ke seluruh dunia. Kalo nge-top jadi selebritas sih oke, Bu. Tapi, kalau nge-top jadi koruptor? Hiiii… serem Bu. Itu mimpi buruk seumur hidup lho.

Eh, ngomong-ngomong, Ibu bersih gak sih? Ini pesan saya terakhir di surat ini, jangan lupa mandi yang bersih ya Bu. Orang tua saya bilang, kalau mau hidup yang bersih, ya mandi yang bersih dan jangan lupa menjaga hati tetap bersih. Jangan lupa ya Bu. Ingat, jangan lupa….

Salam ingat selalu,

Jackson Kumaat

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun