Mohon tunggu...
KOMENTAR
Edukasi

Mengintip Wilayah Terpencil Melalui UNICEF

16 Desember 2011   09:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:11 633 0

Sebut saja salah satunya Kampung Atubul Dol. Desa terpencil di Indonesia ini terletak di Pulau Yamdena, Maluku Tenggara Barat. Pulau ini bahkan lebih dekat jaraknya dengan Darwin Australia dibandingkan dengan Jakarta. Sayangnya, sama seperti desa-desa tertinggal di Indonesia, Atubul Dol nyaris terlupakan oleh pemerintah. Videonya ada di sini.

Keiikut-sertaan saya dalam aksi donasi untuk UNICEF Indonesia, sebetulnya karena ketidak-sengajaan. Kala itu, sekitar tiga bulan lalu, saya ‘dicegat’ oleh seorang petugas UNICEF di mal Pejaten Village Jakarta. UNICEF menggunakan relawan-relawannya ke sejumlah pusat perbelanjaan, untuk mencari donatur baru dalam mendukung kinerja mereka di lapangan. Saat itu, saya menyerahkan sejumlah uang dan diberikan tanda terimanya. Dan, hari ini saya menerima laporan kerja UNICEF via email. Mungkin, ini adalah salah satu bentuk laporan dari UNICEF kepada para donatur.

Dalam surat tersebut, Staf UNICEF Dr Olivi Silalahi melaporkan perkembangan kinerja mereka di Pulau Yamdena dalam mengatasi penyakit malaria. Secara umum, laporan tersebut berisi aksi pendampingan ke warga yang rentan terhadap penyakit ini, seperti ibu hamil dan anak-anak.

Pulau Yamdena sudah cukup berkembang. Kini, sudah ada pesawat dari Jakarta yang melayani rute penerbangan setiap harinya. Meski demikian, jika ke Atubul Dol harus tetap menggunakan jalur darat, kapal feri dan akhirnya dengan perahu kano untuk mencapai desa tersebut. Khusus untuk Desa tetangga, Lorolun, sudah menyediakan layanan kesehatan. Namun bagi penduduk desa Atubul Dol dan desa-desa lainnya, hingga kini belum memiliki sarana puskesmas.

Menurut saya, sudah waktunya pemerintah mendukung kinerja UNICEF di daerah tertinggal, apalagi sudah ada Pak Helmy Faisal Zaini sebagai Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dan Bu Linda Agum Gumelar sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Keduanya perlu mendapat arahan dari Pak Beye dalam membidik daerah-daerah tertinggal lainnya yang luput dari perhatian.

Mudah-mudahan, ‘aksi kecil’ dari UNICEF ini bisa menjadi cambuk bagi pemerintah untuk lebih giat lagi bekerja, apalagi masa tugas ke depan kurang dari dua tahun lagi. Bagi saya, aksi turun langsung ke lapangan ini akan lebih bermanfaat, daripada jor-joran memasang baliho iklan layanan di pinggir jalan.

Bagi Kompasianer yang kepingin ditodong relawan UNICEF, silakan mampir ke sejumlah pusat perbelanjaan. Dan bagi yang belum ada waktu, bisa juga mendonasi secara online di sini.

Salam Kompasiana!

Jackson Kumaat on :

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun