Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Membidik Potensi Bisnis Rusia dan Indonesia (Bagian Kedua)

16 September 2011   07:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:55 272 0
[caption id="" align="aligncenter" width="626" caption="Duta Besar RI untuk Rusia Hamid Awaludin berbicara di hadapan delegasi empat provinsi dan pengusaha Rusia (Foto: Kedubes RI di Rusia)"][/caption]

Ada sejumlah hal baru yang belum pernah saya ketahui di Tanah Air, ketika saya bersiap berangkat di Shanghai China. Izinkan saya ingin berbagi informasi kepada rekan-rekan Kompasianer, selama saya turut mengikuti rombongan delegasi Indonesia di Moskow Rusia.

Di tulisan sebelumnya, saya telah menceritakan laporan pandangan mata selama menghadiri forum bisnis yang digagas Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan. Pada kesempatan itu, tim delegasi Indonesia mempresentasikan potensi daerahnya masing-masing, yakni Sulawesi Utara (Sulut), Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat. Pemimpin dari daerah tersebut akan memaparkan potensi daerahnya kepada kalangan dunia usaha Rusia.

Di tulisan ini, saya mengulas interaksi kami dengan pengusaha Rusia, saat mendampingi Gubernur Sulut SH Sarundajang memaparkan potensi daerahnya. Dubes RI untuk Rusia Hamid Awaludin memang memberikan kelonggaran kepada perwakilan daerah, untuk mengadakan pertemuan bilateral secara informal (one on one meeting).

Ternyata lumayan banyak pengusaha Rusia yang tertarik atas potensi Sulut. Sedikitnya sepuluh pengusaha duduk bersama rombongan Sulut, untuk mendengarkan lebih detail tentang proses perijinan dan prospek menanamkan investasi di Indonesia, khususnya Sulut.

Umumnya, para pengusaha Rusia ini tertarik untuk membeli komoditi andalan Sulut, yakni kelapa yang sudah diolah menjadi minyak kelapa dan tepung kelapa. Tampaknya, Pemerintah Rusia sedang mengincar hasil tambang, yang saat ini masih tersimpan cukup banyak di Tanah Minahasa.

Kami juga sempat diperkenalkan teknologi pertambangan emas yang tidak mengeluarkan limbah yang dimiliki Rusia. Menurut saya, teknologi seperti ini perlu dimanfaatkan di daerah-daerah di Indonesia, agar lokasi penambangan tidak berdampak pada lingkungan sekitar dan masyarakat.

Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Sulut sedang melaksanakan mega proyek infrastruktur, seperti jalan tol Manado-Bitung, perluasan Bandara Sam Ratulangi dan pembangunan hub port Bitung. Pembangunan sarana infrastruktur ini layak dipercepat, karena posisi geografis Sulut yang strategis, menghadap Pasifik dan masuk dalam dua jalur alur laut kepulauan internasional (ALKI).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun