Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

UFO Itu Ingin Menjemput Gayus?

25 Januari 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13 98 0

JUDUL bombastis di atas sebenarnya bukan sembarang judul. Tulisan ringan ini ‘cuma’ sebuah inspirasi dari celoteh anak saya, Joseph, usai menonton berita di TV tentang fenomena UFO di Sleman Yogyakarta.

”Pa, bisa jadi UFO datang mau menjemput Gayus,” begitu komentar asal-asal usai mengamati crop circle di Dusun Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman. Tayangan visual crop circle di TV itu memang mirip sekali dengan bentuk badan pesawat UFO, yang biasa ia tonton di film-film ala Hollywood.

Saya pun tertawa mendengar komentar anak saya yang kini berusia 6 tahun itu. Tampaknya, ia mulai penasaran berita-berita kelanjutan kasus suap Gayus Tambunan, mulai lenyap dari media massa. Awalnya, ia begitu antusias ketika 'aksi-hebat' Gayus berkunjung ke Bali dan luar negeri.

Memang, di dunia maya saat ini sedang meributkan asal-muasal crop circle, kemudian membandingkannya dengan fenomena crop circle di luar negeri. Di lain pihak, ada juga kawan-kawan di facebook dan twitter yang mengganggap crop circle adalah karya seni bikinan manusia.

Warga dari berbagai tempat sudah berdatangan ke lokasi crop circle sejak Senin (24/01/2011). Mereka berusaha sedekat mungkin berada di areal pola geometris aneh itu.

Karya seni yang iseng? Lantas untuk apa iseng, mau bikin heboh masyarakat?

Entahlah, mana yang benar. Crop circle di Sleman memang unik. Dan saking uniknya, media massa memborbardir isu UFO sebagai headline. Baik televisi, radio, media cetak harian dan media sosial internet, kini ramai membahas crop circle alias bekas pendaratan pesawat Alien itu.

Jika memang Alien mau berkunjung ke Indonesia karena mengagumi keindahan alamnya, kenapa harus dilakukan secara diam-diam? Apakah Alien sedemikian takutnya menghadapi publik di Tanah Air, khususnya warga Sleman? Lantas, kenapa tidak mendarat di pegunungan atau perbukitan yang tak berpenduduk, seperti di kawasan Papua misalnya?

Wah, makin pening kepala saya mereka-reka kasus UFO ini. Apalagi, para peneliti kita tampaknya kurang bersemangat menganalisis benar-tidaknya crop circle sebagai bekas pendaratan mahluk asing. Justru yang muncul di hadapan saya adalah interpretasi opini yang melanda publik.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo pun turut berspekulasi.Ia mengaku memiliki pengalaman tahun 2009 saat melihat UFO di Bantul. Saat itu, Dudi tengah naik pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT552. Ia melihat 9 titik cahaya serupa awan di bagian pesawat yang ditumpanginya. Sebanyak 3 titik bentuknya padat dan 6 titik lainnya adalah awan.

Dudi saat itu sempat mengabadikannya dengan kamera 40DX lensa Nikkon 55 mm. Setelah dianalisis, ternyata diketahui obyek itu adalah UFO. Ia membantah anggapan bahwa yang dipotretnya cuma bayangan sebab jendela pesawat jernih.

Setelah mengirimkan gambar yang dipotretnya kepada pakar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun, Dudi mengetahui bahwa UFO tersebut sedang mengalami morphing. Wujudnya berubah dari padat ke gas hingga akhirnya menghilang.

Menurut saya, pemerintah dan instansi terkait harus bergerak. Isu hangat seperti ini membuat opini publik tak sehat. Biarkan kasus ini ditangani pihak yang ahli. Masih banyak urusan negeri ini yang harus diselesaikan. Masalah pendidikan, kemiskinan, pengangguran, narkoba, premanisme dan kemacetan lalu lintas, adalah agenda utama yang tak boleh dilupakan. Jangan-jangan crop circle itu sebuah pesan untuk corrupt circle. Hehehe...

So, pemerintah harus tetap fokus! Jangan membahas isu yang tak kontra-produktif. Semakin lama membahas UFO, maka akan menghabiskan banyak waktu, pikiran dan tenaga.

Kembali ke komentar Si Joseph, saya hanya membalas singkat sesuai pikiran anak-anak. ”Ya, mungkin Si Alien itu mau menjemput Gayus supaya jadi Presiden di Planetnya. Maklum, virus korupsi sudah menjalar dan harus ditangani serius”. Maka tertawalah Si Joseph.

Salam Kompasiana!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun