Kenapa saya memilih Partai Golkar sebagai bahan tulisan dan bahan diskusi bersama? Karena saya sebagai aktivis 98 di Forkot bersama Adian Napitupulu dan istrinya Iin yang adalah teman kuliah saya di Stienus Cawang (IBN) termasuk dengan Freddy (papua) dan Imelda. Intinya kami bergerak dulu meruntuhkan tirani kekuasaan 32 tahun yang disitu termasuk diantaranya ada Golkar. Kami didukung oleh masyarakat dan rakyat Indonesia secara luas. Tidak perlu kita buka secara detail pergerakan mahasiswa 98, tetapi Intinya rakyat menghukum kekuasaan 32 tahun yang dianggap merugikan rakyat.
Tetapi yang terjadi setelah itu adalah Golkar yang sempat dikatakan partai "terlarang" termasuk dengan aktor utama Pa Soeharto serta keluarganya dikucilkan oleh rakyat malahan Partai yang baru dihukum rakyat ini tetap menjadi pemenang ke 2 di Pemilu 1999 dengan rakyat yang memilih berjumlah kurang lebih 24juta pemilih. Kemudian Golkar kembali berjaya di Pemilu 2004 dengan menjadi pemenang no 1. Dengan jumlah pemilih naik menjadi 24,5 juta pemilih. Kemudian di Pemilu 2009 stabil menjadi pemenang ke 2 serta di Pemilu 2014 tetap stabil di pemenang ke 2 dgn jumlah pemilih GOLKAR stabil di kisaran 15-20 juta rakyat Indonesia.
Dimana hukuman untuk GOLKAR? sepertinya tidak ada. Dimana hukuman sebagai cap partai Orba? Sepertinya tidak ada. Dimana hujatan, makian, amarah "rakyat" di 98 berpengaruh terhadap Golkar? Mungkin ada tetapi sedikit sekali. Karena Golkar relatif stabil selalu menjadi pemenang Pemilu pasca reformasi di posisi Juara 1 dan Juara 2. Artinya masih ada rakyat yang sayang dan cinta terhadap GOLKAR.
Saya bukan kader apalagi pengurus Partai Golkar... Hanya menjadi bahan diskusi untuk para Netizen dan aktivis sosial media yang membaca tulisan saya ini, seberapa jauh dan pengaruh netizen di dunia maya terhadap rakyat Indonesia.
Jangan jangan, memang rakyat Indonesia itu banyak dan luas serta tidak bisa diklaim secara sepihak yang mengatasnamakan rakyat Indonesia. Saya yakin dan percaya kalau rakyat benci dan tidak suka dengan partai orde baru atau partainya yang pro pemilihan Dewan selama 32 tahun, seharusnya Golkar tidak lebih dari suara PBB pa Yusril Ihza Mahendra atau PKPI pa Sutiyoso. Atau memang masih banyak rakyat Indonesia yang cinta dan sayang dengan partai Orba. Mari kita diskusi dan saling berkomentar....