Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

17 Agustus 1945 Dalam Memori Tukang Becak

17 Agustus 2012   08:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:37 374 8
Di Bawah Kolong Jembatan, Agustus 2012

Saya pribadi tidak tahu dimana saya dilahirkan, entah itu di kota Makasar, atau di daerah residenan Bolaang Mongondow, yang jelas setelah saya di boyong ke Amerika, tanggal 17 Agustus 1945 dan tanggal lahir di kota Makassar.

USS Selat Makassar (CVE-91)adalah salah satu nama kapal perang Amerika Serikat atau lebih dikenal sebagai Escort Aircraft Carriers kelas Casablanca. Setiap kali para tukang becak berkumpul mereka selalu bergurau bahwa saya di lahirkan bukan di darat tetapi di Selat Makasar.

Betapa bahagianya secara pribadi dapat selalu merayakan hari ulang tahun dengan perayaan kemerdekaan Indonesia. Seperti USS Makassar Strait yang akhirnya pensiun, demikian juga saya juga akhirnya di pensiunkan.

Dan hari ini adalah hari resmi saya pensiun, dan untuk pertama sejak saya berumur 18 tahun menikmati kehidupan sebagai penumpang bukan lagi sebagai tukang becak.
Jika di lihat dari kekuatan fisik masih bisa genjot becak, walaupun otot bukan seperti dulu lagi......

Oleh sebab itu saya merasakan Perayaan Kemerdekaan Indonesia kali ini sangat mendalam sekali maknanya. Sebagai generasi yang bukan pembuat negeri Indonesia, hanya menikmati kemerdekaan sangat berhutang budi sedalam-dalam nya kepada para mentor, dan penjuang2 yang tanpa pamrih berperang melawan para penjajah dan para kelaliman di dunia dan di bumi Indonesia ini.

Saya masih ingat sekali di saat saya berumur 17 tahun dimana saya harus masuk sekolah tukang becak, dan meninggalkan kewarga negaraan Indonesia saya. Dimana saat itu, saya memilih menjadi tukang becak, dan membangun karir saya di negari orang lain. Dengan pemikiran saya tidak bisa mendapatkan kesempatan seperti ini di negeri tercinta Indonesia.

Dimana beberapa bulan lalu sebelum ulang tahun saya yang ke 17, saya mendapat kesempatan berjumpa dengan panglima revolusioner dan president pertama Indonesia, Bapak yang terhormat Soekarno. Dimana berkunjung ke Amerika, dan datang ke kota dimana saya tinggal.

Saya diundang untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke 17 di sana. Wah......pengalaman yang sangat tak terlupakan sepanjang masa hidup saya.

Indonesia adalah negara demokrasi di bawah Pancasila. Negara terbesar ke2 saat itu yang berazaskan sistem demokrasi terbesar di Asia. Jewel and Model sistem demokrasi yang banyak sekali para ahli di Amerika yang sangat memiliki interest untuk mempelajari.

Dengan menganut paham Bhineka Tunggal Ika..... walaupun kita berbeda2 dan terdiri dari segala suku dan bangsa tetapi bangsa Indonesia adalah yaitu kita adalah Bangsa Indonesia. Siapa yang tidak tercengang-cengang.

Saya ingat beberapa ahli dalam bidang kenegaraan di Amerika memiliki doubt terhadap cara dan paham ini. Mereka sedikit meremehkan Pak Soekarno dan tim nya.

Tetapi doubt mereka sirna setelah Pak Soekarno memberikan pidato selama lebih dari 3 jam tanpa text di sidang umum PBB. Dan Kharisma Pak Soekarno yang memukau bukan saja anak-anak, wanita, tetapi semua orang yang ada mendengarkan nya. Disiarkan di radio2 di seluruh daerah di mana saya tinggal.

Pak Soekarno yang mewakili Indonesia di muka dunia, dan Amerika memberikan keyakinan bahwa Indonesia atau negara Indonesia adalah bangsa yang Besar dan Ksatria. Memiliki tingkat intelegensi dan stabilitas secara moral dan kepribadian yang tidak dapat di ragukan lagi.

Dengan pimpinan Pak Soekarno banyak negara2 lain yang baru merdeka, atau yang akan merdeka merasa di Bakar Semangat Mereka untuk berjuang menghapus Penjajahan di seluruh muka dunia.
Munculnya gerakan nasional dan independent di daerah2 jajahan bangsa Eropa. Membuat proyek Marshall Plan menyetujui untuk membantu melalui pemerintah pimpinan Soekarno, Indonesia dalam membantu negara2 lainnya untuk membangun dan melepaskan diri serta melakukan transisi dari negara jajahan menjadi negara MERDEKA.

Saya sendiri sampai terharu dan meledak2 rasa solidaritas /nasionalisme nya untuk menjadi seorang yang independent. Menjadi seorang yang Merdeka. Bahkan Martin Luther King Jr, menurut saya telah mengutip beberapa dari isi pidato dari Presiden Soekarno ini. Dimana Presiden Soekarno dengan jelas dan tegas mengatakan kepada Presiden John F Kennedy bahwa Amerika harus menyelesaikan masalah HAM dan memberikan kesempatan kepada warga minoritas, terutama bangsa African American, Latino, serta American Indian, juga Pasific Islanders yang hidup di Amerika kesempatan untuk menikmati The American Dreams.

Indonesia Dreams
Pidato Pak Soekarno di saat itu mengupas sedikit mengenai Indonesia Dreams. Dimana Perlunya peran pemerintah untuk menjadi ujung tombak dalam memimpin pembangunan di seluruh wilayahnya. Persamaan hak antara semua suku dan ras. Persamaan hak antara wanita dan laki-laki. Memberantas kemiskinan dengan membantu orang tua dan anak anaknya untuk mendapat kesempatan bersekolah. Membantu para petani untuk menjadi independen dan maju dalam mengelola ladangnya.

Bahkan lebih dalam lagi Pak Soekarno menandaskan perlunya pemerintah menguasai seluruh lahan2 pengalian stategis seperti minyak dan gas bumi serta tambang2 untuk di kuasai negara dan di gunakan sebesar2nya demi kepentingan rakyatnya bukan segelintir orang saja.

Sebgai seorang Nasionalis, Pak Soekarno telah membuktikan dirinya bukan hanya dalam pidato saja. Oleh sebab itu beliau sangat di segani oleh seluruh pemimpin dunia lainnya. Baik pemimpin yang tidak suka, maupun yang suka dengan beliau.

Mengenang di hari kemerdekaan Indonesia yang ke 67 kali ini saya mengucapkan terima kasih atas pemimpin besar kita bapak Soekarno dan semua para pejuang dan pendiri negara ini.

Dimasa pensiun saya selalu saya berharap suatu saat sebelum saya di perabukan di Selat Makassar. Ingin sekali saya melihat generasi muda yang mengerti dan berjalan dalam karir profesional mereka menyumbangkan seluruh kekuatan yang ada menjadikan Indonesia menjadi negara yang Adidaya.

Mengerti bahwa membangun negara membutuhkan banyak orang secara gotong royong, baik pihak militer dan pihak sipil.

Perlu diingat jangan dengarkan perkataan para Menteri Keuangan Indonesia yang dahulu, bahwa Indonesia tidak memiliki Kapital untuk membangun negaranya. Menurut saya itu adalah pernyataan yang tidak profesional menjurus kepada pembohongan publik.

Untuk mencerdaskan anak2 Bangsa Indonesia, Kapital atau Funding akan selalu ada. Dan akan selalu disediakan. Karena Dana ini adalah milik Indonesia yang disimpan dan di jaga dengan ketat demi masa depan anak-anak Bangsa Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan adalah "Siapa yang Jujur, sekali lagi JUJUR dan Mengabdi serta Dapat di percaya untuk mengolahnya dan menggunakan Dana ini secara Bersih dan Transparan di terapkan di sektor Pendidikan dan Infrastruktur?"

Semoga para pembaca Kompasiana yang Budiman dapat merenungkan pertanyaan ini dan memulai membenah diri serta memberitakan setiap penyelewengan yang terjadi dalam pengguna Dana yang, menurut saya masih kecil di banding Dana yang sebenarnya dapat di kucurkan demi pembangunan Indonesia.

Ingat selalu Indonesian Wealth Funds will always available if finally the good men and women rise and take control kemudi dan arah kebijak dan tujuan bernegara dan berbangsa.

Mari kita naik ke level yang lebih tinggi secara moral bukan secara spiritual saja atau secara material belaka. Karena menurut saya Morally Superior tidak harus Terlihat atau berpura2 Soleh. Do The right things is a part of our Ibadah kita sebagai seorang yang beragama.

Let's go back to fundamental reason why kita semua ini berbangsa dan bernegara..... bukan saja untuk kita tetapi untuk keturunan dan keturunan kita yang akan datang.

Teringat kata2 dari bahasa asli Ibunda saya dulu......"Kumolom buai Lolom bulan....."
Karena Kasih Ibunda kepada Anak Cucunya...... Mereka Berkorban untuk Membangun dan bekerja keras.

Lanjutan dari seri "Catatan harian seorang Pensiun Tukang Becak",

Jack Soetopo

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun