[caption id="attachment_142491" align="aligncenter" width="553" caption="Sebuah file foto tertanggal 15 Januari 2011 menunjukkan air berat reaktor Iran di kota Arak. Badan Energi Atom Internasional telah menerbitkan indikasi paling jelas sampai saat ini bahwa Iran telah mengembangkan senjata nuklir."][/caption]
Washington DC. 9 November 2011 Untuk pertama kalinya PBB membuat pernyataan umum yang menuduh Iran membuat senjata nuklir. Dengan pernyataan umum ini membuat para anggota Dewan Keamanan PBB untuk memberikan sangsi2 yang berat serta membuat Iran semakin terisolasi. Badan Energi Atom Internasional, dalam laporan kuartalannya mengenai program nuklir Iran yang dirilis Selasa, khusus diuraikan kesimpulan bahwa Teheran telah melakukan penelitian lanjutan pada pengembangan hulu ledak miniatur yang dapat dipasang dan ditembakan menggunakan rudal jarak menengah. IAEA juga mengatakan inspektur telah menemukan bukti kuat bahwa Iran telah bekerja untuk mengembangkan logam uranium yang digunakan dalam memproduksi hulu ledak dan yang telah dilakukan simulasi komputer ledakan nuklir. Badan ini juga mengatakan mereka yakin Iran telah melakukan pekerjaan persiapan untuk tes nuklir. IAEA mengatakan pihaknya telah mengakuisisi lebih dari 1.000 halaman dokumen merinci pekerjaan dugaan Iran mengembangkan senjata nuklir dan bahwa informasi itu datang dari IAEA sendiri, dari Iran dan dari lebih dari 10 negara anggota badan
PBB. "Semua informasi ini, diambil bersama-sama, memunculkan kekhawatiran tentang kemungkinan dimensi dari pihak militer untuk program nuklir Iran," kata laporan
IAEA. Iran telah berulang kali membantah bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan militer. Namun rilis laporan diharapkan untuk menunjang upaya oleh AS dan negara-negara Eropa untuk menjatuhkan sanksi keuangan baru terhadap Iran. Pemerintahan Obama saat ini sedang menimbang apakah bank sentral sanksi Iran, sebuah langkah yang beberapa pejabat AS percaya hampir bisa membekukan keungan Iran keluar dari sistem keuangan global. Silahkan membaca laporannya
(Click disini) Sumbangan dari Jay S (WSJ.com) Jack Soetopo
KEMBALI KE ARTIKEL