[caption id="attachment_106201" align="aligncenter" width="640" caption="Presiden Iran Ahmadinejad (by Raheb Homavandi/Reuters)"][/caption]
Teheran, Mei 8 (UPI) - Keretakan antara pemimpin tertinggi Iran,
Ayahtollah Ali Khamenei, dan Presiden
Mahmoud Ahmadinejad semakin intensif, seperti dikatakan seorang anggota parlemen yang tidak ingin disebut namanya.
Imam Morteza Agha-Tehrani, yang menjadi penasehat spritual presiden Iran, mengatakan Jumat kemarin, bahwa
Ayahtollah Khamenei memberikan ultimatum kepada
Ahmadinejad untuk tunduk dan harus menerima kandidat salah satu jabatan di kabinet yang Beliau tunjuk atau mengundurkan diri, laporan dari
The Guardian.
(guardian.co.uk;Friday 6 May 2011) Ahmadinejad menolak untuk secara resmi pengangkatan pilihan Ayatollah yaitu Menteri Intelijen Hevar Moslehi, yang mana presiden Ahmadinejad telah diminta beliau untuk mengundurkan diri.
Agha-Tehrani mengutip
Ahmadinejad mengatakan, "
Ayahtollah Khamenei memberiku deadline untuk berpikiran. Jadi saya harus akan menerima [kembalinya] atau mengundurkan diri," kata The Guardian. Perlawanan Ahmadinejad ini adalah sangat bertentangan dengan tata cara yang tradisional dari pemimpin pemerintah Iran kepada pemimpin tertinggi negara itu, yang biasanya menerima apa yang telah ditunjuk oleh Ayatollah yang sangat berkuasa. Meskipun
Ayatollah Khamenei secara konstitusional tidak memiliki izin untuk campur tangan dalam pemilihan anggota kabinet, tetapi dalam hukum tidak tertulis mengharuskan semua pejabat untuk selalu mematuhi pemimpin tertinggi tanpa menunjukkan oposisi apalagi dimuka umum. Ulama dekat dengan Ayatollah Khamenei mengatakan dengan tidak mematuhi kebijaksaan dari Ayahtollah Khamenei berartikan bahwa seseorang telah murtad, karena Beliau adalah
"Wakil Allah di Bumi." Sedangkan menurut Lembaga setengah resmi Iran Mehr melaporkan berita pada hari Kamis, bahwa beberapa anggota parlemen telah kembali rapat untuk memanggil Ahmadinejad untuk diinterogasi atas
"peristiwa baru-baru ini". Dikatakan
90 anggota parlemen telah menandatangani petisi, bertambah sejak 12 minggu lalu. Berdasarkan hukum Iran, setidaknya
85 tanda tangan lagi yang dibutuhkan untuk kemungkinan meng
impeach Presiden Ahmadinejad. Para pendukung Ayatollah Khamenei mengatakan bahwa Ahmadinejad dikelilingi oleh
"Kaum Pembangkang". termasuk kepala stafnya yang kontroversial,
Esfandiar Rahim Mashaei, yang ingin merusak dan mencegah keterlibatan para ulama dalam politik Iran. Mashaei dan sekutu-sekutunya baru2 saja dituduh menggunakan
kekuatan gaib dan memanggil
Djin dalam menjalankan kebijakan pemerintah Iran. Pada hari Kamis lalu, Komandan Pengawal Revolusioner yang kuat,
Mohammad Ali Jafari, dikutip oleh
kantor setengah resmi Fars berita yang mengatakan: "Orang-orang [dekat Ayatullah Khamenei] tidak mengandalkan
Djin, Peri dan Setan ... dan mereka tidak berpangku tangan melihat penyimpangan [rezim pemerintahan Ahmadinejad]. " Pasukan Elit Pengawal Revolusi Iran, yang memainkan peran penting dalam mengamankan masa jabatan ke-II Ahmadinejad di tahun 2009 dengan "kecurangan" dalam pemilihan umum lalu, yang sekarang berusaha menjauhkan diri dari President Ahmadinejad dalam beberapa bulan terakhir ini karena pandangan yang "sekuler" dari Mashaei's menjadi semakin jelas. Dalam menghadapi konfrontasi ini terakhir dengan Ayahtollah Khamenei, Ahmadinejad telah dijauhkan serta terisolasi, dengan semakin berkurang para supportersnya. Dengan terjadinya penindasan brutal terhadap kelompok gerakan hijau, lalu menempatkan para pemimpinnya Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi di rumah tahanan dalam 80 hari terakhir, banyak pengamat telah menemukan dirinya dalam keadaan kaget dan tidak percaya atas perkembangan terakhir ini dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya.
sumber dari guardian;Saeed Kamali Dehghan; Ap Jack Soetopo
KEMBALI KE ARTIKEL