Ingin ku hibur dirimu lewat bait dan nada
Agar kau tersenyum, dinda..
Apa syarat menjadi pujangga?
Ingin ku basuh kalam dengan wewangian surga
Dari lidah yang dapat menarik mu ke neraka
Apabila kata penuh keji dan angkara murka..
Apa syarat menjadi pujangga?
Setidaknya kau bisa tersenyum, bahkan tertawa
Dengan rona yang secerah kelopak bunga
Yang memuji keindahan laku dan budimu
Yang tak pernah kutemui dalam lintasan waktu
Apa syarat menjadi pujangga?
Apakah hanya jujur belaka?
Bahwa memujimu dengan hiperbola
Bermakna memang benar apa adanya..
Apa syarat menjadi pujangga?
Apakah dari simpul senyummu yg tersipu
Tersanjung dengan candaan ku
Atau dari sorotan mata
Yang berbinar bak aurora
Apa syarat menjadi pujangga?
Apakah harus ku karang seribu bait pujian cinta
Atau hanya dengan satu kata
Yang kau ingat selama-lama
Apa syarat menjadi pujangga?
Adalah dengan susunan kata
Atau dengan hati yang tulus
 yang mengisahkan cerita
Yang tak diungkap oleh angin yang berhembus
Apakah aku harus jadi pujangga?
Untuk buatmu terpesona
Agar kau tahu rintihan di dalam dada
Tentang asmara dan gelora
Kurasa tak perlu ku jadi pujangga
Selama masih kau mau mendengar
Ocehanku yang tak terlampau pintar
Baitku yang tak begitu manis didengar
Hanya cukup bagimu aku bersyair
Pujanggamu ini tak perlu tanggapan si Mail
Si kritikus sastra yang skeptis lagi tengil
Suka mencibir kayak si unyil
Ocehanku karena mu
Ocehannya karena dia tak melihat indah dirimu
Rancaknya perangai mu
Budi pekertimu
Yang selalu gagal untuk ku ungkap
Dengan bahasa yang sedap
Apalagi ketika kau ku dekap
Dengan istilah apa rasa itu harus ku ungkap?
Sejarah pernah berkisah
Tentang kasih yang tak berpisah
Tentang hati yang resah
Tentang yang menentang penuh amarah
Kisah kasih kan slalu menang
Walau kau pisah dengan sebilah pedang
Walau kau bakar menjadi arang
Walau kau tebas atau kau tebang
Cinta kan tegak bak pohon pinang