membaca artikel sebelah yang mengangkat tema mengenai mercon, saya jadi teringat di daerah asal saya Banyumas, selain tradisi mercon yang memang banyak ditemukan di daerah-daerah lain, ada juga tradisi anak-anak membunyikan suara dentuman seperti mercon tapi yang ini lebih keras, lebih cemetar dan lebih dahsyat bunyinya. namanya ialah "jeblugan". jadi jeblugan sendiri merupakan pohon pring wulung (pring yang besar) kemudian dibentuk menyerupai bentuk meriam, dibagian pangkalnya diberi lubang kecil. untuk bahan dasarnya bisa menggunakan minyak tanah atau karbit. setelah bentuk jeblugan tersebut jadi, terlebih dahulu jeblugan yang telah di isi minyak tanah dipanasi menggunakan api kecil dibagian lubangnya. gunanya ialah untuk memanasi pring tersebut agar nantinya bisa menghasilkan suara yang dahsyat. setelah dirasa cukup panas, permainan jeblugan yang seolah-olah seperti bermain perang pun siap untuk dilancarkan.
permainan jeblugan biasanya hanya dijumpai ketika ramadhan saja karena biasanya dimainkan menjelang berbuka puasa dan klimaksnya ketika suara bedug berkumandang, suara jeblugan nan dahsyat ikut menyusul meramaikan penanda waktu maghrib telah datang. sehingga kampung yang tadinya sepi menjadi seperti kampung yang sedang mengalami peperangan jeblugan dengan dentumannya yang keras.
namun sekarang terlihat sudah tidak ada lagi anak-anak yang memainkan jeblugan. entah karena apa mereka sudah tidak mau lagi bermain jeblugan padahal ketika saya kecil suara dentuman jeblugan menjadi ciri khas kita berada di bulan penuh rahmat, barokah dan ampunan ini, ya walaupun permainan ini agaknya sedikit berbahaya namun tetap menjadi permainan yang khas dibulan ramadhan.
KEMBALI KE ARTIKEL