tubuh sudah sangat lelah lesu
dan kantuk belum kunjung tiba
lalu kamu datang begitu saja
kamu, yang baru kupeluk erat
di jam 11 malam yang lama berlalu
dan berhasil membuatku tersipu malu
.
bagaimana kamu tertawa karena judi
bagaimana tadi kamu menangis tadi
bagaimana kita melepas peluk jari
hanya untuk menghadapi esok hari
mataku kembali pada fotomu
dan kuambil telfon genggamku
melihatnya, hanya melihatnya
berharap detik berikut jam lima
.
menyedihkan memang, kadang
waktu hanya imaji nyata
aku pasrah mengikutinya
melangkah pelan, membawa parang
namun
ada sesaat yang sangat asing
dimana keinginan tak lagi
saling memukul tuk mengobati
namun saling memangku nurani
.
karena setiap perlakuanku
yang mungkin kesiaanku,
karenanya, ada kebahagiaan
pengertian tanpa pengetahuan
.
dan kini aku tak perlu menunggu.
*terinspirasi dari film liberal art*